JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober tak lepas dari Gerakan 30 September (G30S/PKI) yang menjadi sejarah kelam negara Indonesia. Tak heran, banyak tempat-tempat yang terkait dengan kejadian ini kini menjadi museum yang sarat akan sejarah.
Dengan adanya museum ini, masyarakat bisa mengingat kembali kejadian penyerangan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada tujuh perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Berikut tiga museum yang bertemakan kejadian G30S/PKI
Ade Irma Suryani Nasution adalah gadis berusia lima tahun yang menjadi salah satu korban tragedi penggerebekan rumah Alm Jenderal Abdul Haris Nasution di Jalan Teuku Umar No 40, Menteng, Jakarta.
Beberapa peluru yang dilepaskan oleh pasukan Tjakrabirawa menembus punggung kecil Ade Irma. Ade Irma Suryani Nasution merupakan putri bungsu dari Jenderal besar AH Nasution.
Kisah ini bisa kamu telusuri di Museum AH Nasution yang berlokasi di bekas rumah sang Jenderal. Di sini, kamu bisa melihat beberapa barang peninggalan Ade Irma.
Baca juga: Mengenang Kisah Tragis G-30S/PKI di Museum AH Nasution
Selain barang peninggalan, ada juga diorama lengkap kejadian penyerangan yang terjadi di rumah AH Nasution, mulai dari penyerangan AH Nasution di kamar tidurnya hingga diorama AH Nasution yang mencoba kabur dari kejaran pasukan Tjakrabirawa dengan melompati tembok.
Kamu bisa mengunjungi museum ini di Jalan Teuku Umar No.40, RT.1/RW.1, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat. Museum ini buka setiap hari selain hari Senin dari jam 08.00 hingga 16.00 WIB.
Ahmad Yani merupakan salah satu jendral TNI yang termasuk dalam tujuh jendral TNI tertangkap dan tewas dalam tragedi ini.
Ia ditembak di rumahnya Jl. Lembang No. 67, RT.11/RW.7, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat. Sekarang rumah Ahmad Yani menjadi museum Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.
Di sini kamu bisa melihat lantai tempat Ahmad Yani terbunuh yang ditandai dengan plakat yang menjelaskan waktu kematian dan tanggal kematian Ahmad Yani. Ada juga pintu yang tertenbus dua peluru penyerang. Kamu juga bisa meilhat luar ribuan koleksi lain yang merupakan barang peninggalan asli milik Ahmad Yani.
Kamu akan disambut dengan patung Jenderal Ahmad Yani yang berdiri gagah, disertai dengan relief dan kolam ikan di halaman depannya. Patung dan kolam ikan merupakan tambahan yang dari pemerintah, sisanya tetap dibiarkan sama seperti rumah Ahmad Yani.
Museum ini buka dari Selasa sampai Minggu pada jam 08.00 hingga 16.00.
Museum ini kerap disebut sebagai Lubang Buaya. Di sini letak sumur berkedalaman 12 meter tempat pembuangan jasad ketujuh jendral TNI yang terbunuh pada kejadian 30 September 1965.
Sekarang daerah sekitar lubang tersebut menjadi Museum Pancasila Sakti. Kamu akan disambut dengan patung tujuh pahlawan revolusi.
Di bawah kaki Monumen Pancasila Sakit, terdapat diorama yang menggambarkan kejadian pada 30 September 1965 lengkap dengan plakat yang bertuliskan ‘Waspada…. dan mawas diri agar peristiwa sematjam ini tidak terulang lagi’.
Kamu juga bisa melihat sumur yang dibiakan sama dengan hari kejadian. Ada juga rumah-rumah tempat pemberontak menyiapkan gerakannya. Rumah-rumah tersebut disertai dengan patung yang mengambarkan kondisi yang serupa pada tahun 1965.
Museum ini berada di Jalan Monumen Pancasila Sakti, RT.1/RW.9, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur. Museum ini buka dari hari Selasa hingga Minggu pada jam 08.00 hingga 16.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.