Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Yayasan Terumbu Rupa tentang Karang Rusak di Pantai Jikomalamo

Kompas.com - 04/10/2019, 18:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.comYayasan Terumbu Rupa (YTR) mengklarifikasi bahwa penenggelaman instalasi di Jikomalamo pada 25 September 2019, telah menganalisa baik buruknya terhadap dampak pada terumbu karang.

YTR juga sudah menyadari ada sebagian karang yang akan terdampak ketika instalasi ditenggelamkan.

Ketua Pengurus YTR, Asrul Hanif Arifin mengatakan dalam klarifikasinya, keputusan terbaik yang diambil guna mengurangi resiko dampak negatif pada karang adalah menumpangkan instalasi di area karang dengan luas cakupan 0,53 meter persegi.

Hal ini dengan pertimbangan bahwa area karang yang ditumpangkan adalah seminimal mungkin sehingga mengurangi resiko negatif pada karang.

Baca juga: Ada Penurunan Instalasi Buatan, Terumbu Karang Jikomalamo di Maluku Rusak

Kemudian, langkah berikutnya, cakupan area karang 0,53 meter persegi yang terdampak akan tergantikan dengan karang-karang baru yang terpasang pada instalasi dan juga natural rekrutmen karang.

Estimasi cakupan luasnya 61,6 meter persegi (atau 80 persen dari luas area kubah).

Penenggelaman instalasi kubah seberat 400 kilogram ini melibatkan 20 penyelam dengan menggunakan pelampung 8 buah drum, satu kapasitas 200 liter dan lift bag berkapasitas total 400 lbs.

Hal ini yang membuat proses penurunan berlangsung secara lambat selama 25 menit dengan tujuan instalasi dapat mendarat halus di dasar laut.

Adapun titik lokasi penenggalaman instalasi terletak di luas 7x7m dengan kedalaman 6,5 m saat surut dan 8-10 m saat pasang.

Penurunan dan penanaman koral di instalasi, Rabu (25/9/2019).Teguh Ostenrik Penurunan dan penanaman koral di instalasi, Rabu (25/9/2019).
Saat ini, terumbu rupa buatan atau biasa disebut YTR dengan ARTificial Reef kini telah berjumlah 9.

Semua instalasi tersebut sudah diturunkan di berbagai tempat di Indonesia sejak 2014, termasuk di antaranya pantai Waha -Wakatobi, Pulau Sepa – Kepulauan Seribu Jakarta, Pulau Bangka – Sulawesi Utara, dan berbagai tempat lainnya.

YTR mengatakan dalam setiap pengerjaan proyek selalu berkonsultasi dengan pemerintah lokal, para tokoh yang berkaitan dengan dunia selam Indonesia, serta para ahli di bidang kelautan dan perikanan.

Dikatakan YTR pula, mereka mengedukasi pentingnya menjaga laut kepada masyarakat.

Menurut YTR, pilihan yang jatuh pada pantai Jikomalamo dilandasi lima pertimbangan.

Pertama adanya area yang cukup luas dengan kontur rata di bawah laut untuk meletakkan struktur ARTificial Reef di tempat yang karangnya sudah rusak; kedua, kualitas air yang ideal untuk tumbuh kembang karang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com