Kami singgah di Kalimati sekitar satu jam lamanya. Perasaan was-was meresap ke hati dan membuat otak bersiap-siap mengirimkan sinyal darurat untuk bergegas pergi dari Kalimati.
"Itu kebakarannya dari arah timur. Nanti akan ke arah Gunung Kepolo," kata Juan sambil menunjuk ke arah dua pohon di sebelah timur kami berdiri.
Baca juga: Lewat Jalur Ranupani, Jejak Pendaki Semeru Mulai Naik ke Kalimati
Juan terus mengingatkan kami untuk tak lama-lama di Kalimati. Bahkan, di tengah pendokumentasian kebakaran di leher Semeru, ia sempat berteriak, "Ayo lari, itu apinya ke sini." Sontak, ia membuat kami panik.
Teman kami di Kalimati kali ini hanya udara dingin bercampur was-was dan tambahan semilir asap kebakaran yang masuk melalui hidung. Sebelum mendaki gunung, kami sadar betul akan pentingnya keselamatan. Untuk itu, kami dibekali oleh asuransi FWD Life dengan menggunakan produk Bebas Aksi Flash selama satu minggu.
Setelah berganti hari, kami bergegas untuk meninggalkan Kalimati. Kami gagal ke Mahameru untuk lebih merasakan semangat Soe Hok-Gie, Rudy Badil, Aristides Katoppo saat mendaki Gunung Semeru pada tahun 1969. Keselamatan adalah yang utama.
Kami melanjutkan pendakian untuk kembali ke Ranukumbolo malam itu. Lusa kami akan turun via jalur Gunung Ayek-Ayek. Kebakaran di Semeru, menunda misi tim Jejak Pendaki Semeru kali ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.