Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Gunung Pakuwaja Dibatasi 150 Orang Per Bulan

Kompas.com - 08/10/2019, 19:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

WONOSOBO, KOMPAS.com – Gunung Pakuwaja di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah memiliki keunikan berupa sebuah batu vertikal raksasa setinggi sekitar 50 meter yang konon merupakan paku Pulau Jawa.

Gunung Pakuwaja menjadi alternatif tempat pendakian di Kabupaten Wonosobo yang masih sepi. Biasanya pendaki naik di beberapa gunung seperti Prau, Sumbing, atau Sindoro yang beberapa basecamp-nya ada di Wonosobo.

Baca juga: Gunung Pakuwaja Wonosobo, Konon Tempat Paku Pulau Jawa Berada

Gunung Pakuwaja tak terlalu tinggi. Ketinggiannya tidak sampai 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), tepatnya 2.421 mdpl. Meski demikian, keindahan panorama dari ketinggian tetap tersaji dari sana.

Gunung Pakuwaja tepatnya berada di Desa Parikesit, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Basecamp pendakiannya tidak jauh dari Basecamp Gunung Prau via Patak Banteng.

Pendakian Gunung Pakuwaja yang dibatasi hanya 150 orang per bulan

Lokasi batu vertikal raksasa yang konon merupakan Paku Pulau Jawa itu juga menarik minat banyak pendaki.

Kondisi Gunung Pakuwaja yang masih cenderung sepi dibanding gunung-gunung lain di kawasan Wonosobo dan Dataran Tinggi Dieng juga menjadi daya tarik tersendiri.

Meski demikian, tidak semua orang bisa bebas mendaki Gunung Pakuwaja. Hal itu karena kuota pendakian di gunung ini hanya dibatasi sebanyak 150 orang saja setiap bulannya.

Pendaki Gunung Pakuwaja berfoto dengan latar belakang Batu Paku Jawa di Gunung Pakuwaja.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Pendaki Gunung Pakuwaja berfoto dengan latar belakang Batu Paku Jawa di Gunung Pakuwaja.
“Sejak awal pendakian dibuka, ini (pembatasan pendaki) sudah menjadi komitmen dari basecamp, mas,” ujar salah satu petugas Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja, Zaza Putra saat ditemui Kompas.com, Kamis (3/10/2019).

Pria yang kerap disapa Shi Jeck itu melanjutkan, pembatasan pendakian dilakukan untuk menjaga kelestarian alam yang ada di Gunung Pakuwaja.

Baca juga: Batu Pandang Ratapan Angin, Tempat Terbaik Melihat Telaga Warna Dieng

“Dulu pertama dibuka, jumlah pendakian per bulan maksimal hanya 50 orang. Kemudian kita tambah 75 orang, 100 orang, terus sampai 150 orang per bulan seperti saat ini,” imbuh dia.

Oleh karena itu, pendaki yang ingin menjelajah Gunung Pakuwaja lebih baik jika melakukannya di awal bulan. Itu karena kemungkinan kuota masih ada akan lebih besar.

Jika kuota pendakian Gunung Pakuwaja sudah penuh

Sementara jika mendaki di akhir bulan, maka kemungkinan kuota pendakian sudah penuh. Pendaki pun akan diminta pulang kembali apabila kuota pendakian sudah penuh.

“Bulan lalu (September) itu kita menolak sampai 700 pendaki karena kuota sudah penuh,” ujar Shi Jeck.

Selain datang di awal bulan, pendaki yang ingin menjelajah Gunung Pakuwaja juga lebih baik menghubungi Basecamp Pendakian terlebih dahulu sebelum berangkat.

Batu vertikal di Gunung Pakuwaja yang konon Merupakan Paku Pulau Jawa.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Batu vertikal di Gunung Pakuwaja yang konon Merupakan Paku Pulau Jawa.
Hal itu dilakukan agar pendaki tahu apakah kuota pendakian Gunung Pakuwaja masih ada. Jika kuota masih ada, pendaki bisa memesan atau booking pendakian agar tak kehabisan kuota saat sampai di tempat.

Baca juga: 8 Tips Mendaki Gunung Sindoro via Kebun Teh Tambi Wonosobo

Untuk menanyakan informasi dan booking pendakian, calon pendaki Gunung Pakuwaja bisa menghubungi Mas Shi Jeck di nomor +62 856-4379-3672 atau Instagram @basecamp_gunung_pakuwaja.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com