Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Mendaki Gunung Pakuwaja di Wonosobo

Kompas.com - 08/10/2019, 20:03 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

WONOSOBO, KOMPAS.com – Gunung Pakuwaja adalah salah satu tujuan pendakian yang ada di Kabupaten Wonosobo. Gunung ini semakin melengkapi alternatif tujuan pendakian di Wonosobo selain Prau, Sindoro, dan Sumbing.

Gunung Pakuwaja juga memiliki keunikan tersendiri, yakni sebuah batu vertikal raksasa yang konon dipercaya sebagai Paku Pulau Jawa. Hal itu semakin diyakini karena posisi gunung ini yang ada di kawasan tengah Pulau Jawa.

Baca juga: Gunung Pakuwaja Wonosobo, Konon Tempat Paku Pulau Jawa Berada

Berikut ini 5 tips bagi mereka yang ingin mendaki dan menjelajah Gunung Pakuwaja:

1. Tanyakan status kuota pendakian sebelum berangkat

Satu hal yang harus diketahui pendaki adalah, kuota pendakian di Gunung Pakuwaja dibatasi hanya sebanyak 150 orang per bulannya.

Pembatasan kuota pendakian itu merupakan komitmen pihak basecamp Gunung Pakuwaja sejak pertama dibuka. Ini dilakukan untuk menjaga keasrian dan kelestarian gunung.

Batu vertikal di Gunung Pakuwaja yang konon Merupakan Paku Pulau Jawa.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Batu vertikal di Gunung Pakuwaja yang konon Merupakan Paku Pulau Jawa.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika pendaki terlebih dahulu menghubungi pihak Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja sebelum berangkat dari rumah untuk mengetahui apakah kuota pendakian masih ada.

Calon pendaki bisa menghubungi salah satu petugas Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja, Mas Shi Jeck di nomor +62 856-4379-3672 atau Instagram @basecamp_gunung_pakuwaja.

2. Mendaki pada awal bulan

Karena pendakian Gunung Pakuwaja hanya dibatasi 150 orang per bulan, maka akan lebih baik jika calon pendaki datang pada awal bulan.

Hal itu lebih baik dilakukan karena kemugkinan kuota pendakian masih ada akan lebih besar. Sebaliknya di akhir bulan, biasanya kuota pendakian sudah habis.

Baca juga: FOTO: 5 Potret Keindahan Dataran Tinggi Dieng yang Berselimut Kabut

Saat kuota pendakian sudah habis, maka tidak ada pendaki yang diizinkan untuk mendaki Gunung Pakuwaja. Pendaki yang telanjur datang dari jauh pun terpaksa harus gigit jari jika sudah tidak kebagian kuota pendakian.

3. Perhatikan penjelasan petugas basecamp

Jika mendapat kuota pendakian, tips selanjutnya adalah teknis pendakian. Satu hal yang harus diketahui adalah, rute awal pendakian Gunung Pakuwaja akan melewati kawasan perkebunan penduduk.

Di kawasan perkebunan penduduk itulah jalur pendakian cukup rawan membuat pendaki salah jalan. Banyak percabangan yang merupakan jalan masyarakat menuju perkebunan.

Rute awal pendakian Gunung Pakuwaja yang melewati kawasan perkebunan penduduk.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Rute awal pendakian Gunung Pakuwaja yang melewati kawasan perkebunan penduduk.

Petugas basecamp pun akan mem-briefing pendaki sebelum memulai pendakian agar tahu mana jalur yang benar. Pendaki pun harus memperhatikan penjelasan petugas basecamp dengan saksama, terutama mereka yang mendaki pada malam hari.

“Dulu ada pendaki yang muter-muter di kawasan perkebunan selama berjam-jam, mas karena enggak memperhatikan briefing sewaktu di basecamp,” ujar salah satu petugas Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja yang disapa Shi jeck.

4. Bawa perlengkapan standar pendakian

Gunung Pakuwaja memiliki ketinggian sekitar 2.421 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meski tidak terlalu tinggi, medan pendakiannya tidak boleh diremehkan.

Jalur pendakian tetap menanjak terjal seperti gunung-gunung lainnya. Tanjakan paling terjal berada sebelum Puncak 2 yang merupakan titik tertinggi Gunung Pakuwaja. Selain terjal, jurang juga menganga di kanan-kiri jalur.

Baca juga: 8 Tips Mendaki Gunung Sindoro via Kebun Teh Tambi Wonosobo

Oleh karena itu, perlengkapan standar pendakian perlu untuk dipersiapkan. Pakai sepatu atau sandal gunung yang membuat pijakan tidak licin. Bawa juga jaket tebal karena suhu udara di gunung ini bisa jadi sangat dingin.

5. Mendaki saat cuaca baik

Jalur pendakian yang terjal menuju Puncak Gunung Pakuwaja bisa membahayakan jika pendaki tidak berhati-hati. Tingkat bahayanya akan semakin meningkat saat cuaca buruk seperti hujan atau angin kencang.

Jika hujan lebat, jalur yang terjal menjadi licin sehingga membuat pendaki rawan terpeleset. Apabila sampai terpeleset, maka risikonya akan fatal karena pendaki bisa jatuh dari tempat yang cukup tinggi.

Jalan terjal di Gunung PakuwajaKOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan terjal di Gunung Pakuwaja
Angin kencang pun menjadi rute terjal menjelang puncak dengan jurang di kanan-kiri jalur menjadi semakin membahayakan. Angin yang sangat kencang bahkan bisa membuat tubuh pendaki terempas.

Menurut Mas Shi Jeck, waktu terbaik untuk mendaki Gunung Pakuwaja adalah antara bulan Juni hingga September. Saat cuaca buruk, pendakian akan ditutup. Selain itu, penututpan rutin biasanya dilakukan antara Januari sampai April.

6. Sopan dan tidak melanggar aturan khusus di Gunung Pakuwaja

Pendaki Gunung Pakuwaja haruslah sopan. Ini merupakan salah satu syarat pendakian yang harus dipatuhi. Gunung Pakuwaja memang cukup dikeramatkan sehingga pendaki harus menjaga sikapnya.

Selain itu, ada pula larangan khusus yang harus dipatuhi pendaki Gunung Pakuwaja. Beberapa larangan khusus itu salah satunya adalah mendirikan tenda di luar tempat yang ditentukan.

Baca juga: Mengintip Telaga Warna Dieng yang Airnya Kerap Berubah Warna

Pendaki juga tidak boleh kencing di batu karena konon terdapat petilasan Prabu Parikesit yang letaknya berpindah-pindah. Pendaki pun dilarang memanjat batu Paku Pulau Jawa setinggi 50 meter.

“Dulu pernah ada pendaki yang naik ke atas batu itu (batu Paku Pulau Jawa). Begitu pulang, ia tidak bisa jalan sekitar enam bulan,” ujar Mas Shi Jeck.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com