Di Desa Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, ada tradisi pemakaman khusus bagi bayi yang meninggal sebelum giginya umbuh. Tradisi ini bernama passiliran.
Orang Toraja percaya, bayi yang meninggal sebelum turmbuh gigi masih dalam keadaan suci. Dalam tradisi passiliran, bayi yang meninggal dimakamkan di dalam sebuah pohon. Caranya, mula-mula pohon dilubangi dengan ukuran sekitar 50 x50 sentimeter.
Selanjutnya, jenazah bayi diletakkan di dalam lubang tersebut dalam keadaan tanpa kain pembungkus, layaknya bayi ketika masih dalam kandungan. Lubang di pohon itu lalu ditutup dengan ijuk sebagai tanda akhir prosesi pemakaman.
Jenis pohon yang biasa digunakan sebagai makam dalam tradisi passiliran adalah pohon taraa karena getahnya yang melimpah. Bagi orang Toraja, getah pohon taraa yang berwarna putih adalah simbol air susu ibu yakni sumber makanan dan minum bagi sang bayi.