Sejak dibangun tahun 2013 lalu, sudah dua kali Embung Nglanggeran mengalami kekeringan, yaitu pada tahun 2018 dan 2019.
Hal ini terjadi akibat musim kemarau cukup panjang. Biasanya, air masih tersisa satu sampai dua meter saat musim kemarau.
Aris menjelaskan bahwa kondisi kekeringan terjadi karena air embung digunakan untuk menyirami tanaman durian dan kelengkeng yang ada di sekitar embung. Melihat kondisi seperti ini pengelola sudah memberitahu kepada wisatawan.
Baca juga: 5 Penginapan di Yogyakarta Ini Harganya Tak Sampai Rp 100.000
"Wisatawan ketika di GAP (Gunung Api Purba) sudah diberitahu mengenai air embung yang sudah mengering," katanya.
"Kita sampaikan apa adanya, Ada pengunjung yang tetap datang, ada pula yang memilih kembali besok saat air embung sudah ada," katanya.
Selain embung, pengunjung bisa berwisata ke Gunung Api Purba, Kampung Pitu, menikmati aneka kuliner khas setempat, hingga pembuatan coklat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.