“Pokoknya kita gak boleh ninggalin apapun, gak boleh buang air sembarangan, kita boleh buang itu di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Kalau untuk buang air kecil, ada tempat namanya pee hall, yang menarik nih tempat gak di tiap tempat ada, gak banyak jumlahnya,” ujarnya.
Gunung kedua yang menurut Deedee menarik adalah Denali. Ia menceritakan proses pendakian yang terlambat dilakukan oleh tim Seven Summits. Waktu itu, timnya terlambat karena hal pendanaan yang masih kurang.
Baca juga: 10 Fakta Menarik tentang Gunung Everest
Deedee bersama Hilda berangkat pada akhir musim di mana cuaca di sana tidak bisa diprediksi.
“Jadi kita berangkat waktu itu Juni ke Juli, nah kan musim yang baik di sana itu Mei ke Juni, kita telat, jadi sulit berkegiatan di sana. Waktu itu gleyser sudah banyak yang terbuka, nah untungnya pas kita di sana tuh cuaca bersahabat, ada sih hujan badai, tapi kita bawa happy,” cerita Deedee.
Ia bersama Mathilda Dwi Lestari yang akrab disapa Hilda memulai perjalanan ekspedisi tahun 2014 dan ditutup Mei 2018.
Ketujuh puncak yang telah mereka daki di antaranya Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua Indonesia, Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia, Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania Afrika, Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina, Vinson (4.897 mdpl) di Ellsworth Range Antarktika, McKinley atau Denali (6.194 mdpl) di Alaska Amerika Utara, dan terakhir Everest (8.850 mdpl) di Nepal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan