Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Menipo Digelar di NTT, Akhir Oktober hingga 12 November

Kompas.com - 15/10/2019, 18:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Festival Menipo akan digelar di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Menipo di Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada akhir Oktober hingga pertengahan November 2019 mendatang.

"Puncak perayaan Festival Menipo akan digelar pada 12 November 2019 mendatang," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Timbul Batubara, dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan di Kupang, Senin (14/10/2019).

Dalam festival ini lanjut Timbul, akan digelar sejumlah perlombaan yang dimulai sejak 18 Oktober 2019.

Festival ini, akan diisi dengan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif, lomba fotografi, lomba melukis, lomba mewarnai untuk siswa TK dan SD dan pembentukan keluarga ekologis di TWA Menipo.

Selanjutnya, pembuatan jalur hijau dengan penanaman pohon bebuahan di wilayah daerah penyangga Desa Enoraen, kemudian karnaval Menipo di kegiatan car free day dan puncak Festival Menipo.

Baca juga: Menikmati Sunset di Pantai Tablolong Kupang

Tujuan festival ini kata Timbul adalah untuk menggugah kesadaran sikap, perilaku dan partisipasi masyarakat, serta peran kelompok adat, agama dan pemerintah, dalam peningkatan pengelolaan ekowisata di TWA Menipo.

Dengan melengkapi sarana dan prasarana pendukung diharapkan berdampak pada adanya kunjungan wisatawan domestik maupun asing yang berkunjung ke TWA Menipo secara berkesinambungan.

Menurut Timbul, pengembangan ekowisata ini berbasis tiga pilar yakni adat, agama dan pemerintah.

"Artinya, dalam peranan atau tindakan, standar operasional dan prosedur serta resourcesnya berasal dari tiga pilar itu,"ujar Timbul.

Kelompok adat kata Timbul, berperan mengeluarkan aturan adat mengenai pengelolaan TWA Menipo.

Aturan adat yang mendukung ekowisata, yakni berkewajiban bagi para pengunjung untuk melakukan ritual adat penyambutan tamu dan adanya denda adat berupa babi yang ukuran besar, bagi pengunjung yang kedapatan merusak alam Menipo.

"Sedangkan pemerintah Desa Enoraen, telah memberikan dukungan pengembangan ekowisata, dengan pembangunan pondok wisata yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan,"kata Timbul.

Baca juga: Ini Tempat Nongkrong Anak Muda di Kota Kupang

Sementara dari kelompok agama, berupa dukungan secara keimanan yang akan terus mengingatkan untuk melestarikan TWA Menipo sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Selain itu lanjut Timbul, pada akhir Oktober 2019 nanti, rencananya akan dibentuk keluarga ekologis, yang bertujuan sebagai wadah bagi kelompok agama di Menipo, dalam perannya untuk melestarikan TWA Menipo melalui berbagai aksi konservasi dalam rangkaian ibadah.

Dengan terlaksananya festival Menipo, Timbul berharap, adanya peningkatan kesadaran sikap, perilaku dan partisipasi masyarakat serta peran kelompok tiga pilar dalam pengembangan ekowisata di Menipo.

"Festival Menipo ini sejalan dengan visi Pak Gubernur NTT yang menjadikan ekowisata berbasiskan alam di NTT. Di Menipo itu sangat indah alamnya, adatnya, satwanya, topografinya. Ada Kaka Tua Jambul Kuning, Penyu, Buaya Muara dan Rusa Timor,"kata Timbul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com