Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curug Bajing di Pekalongan, Air Terjun dari Legenda Para Bajingan

Kompas.com - 16/10/2019, 19:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Alkisah para penduduk di Gunung Lumbung yang diberkahi tanah subur, berlimpah ruah hasil tanam di masa panen. Namun entah mengapa setiap hasil panen tersebut disimpan, pasti hilang dalam sekejap. Dicurigai hasil panen tersebut selalu diambil oleh bajingan (KBBI: penjahat atau pencopet).

"Jadi legenda itu yang akhirnya membuat curug (air terjun) ini namanya Curug Bajing. Orang sini menyebut copet itu bajingan, bisa juga sebagai umpatan begitu," kata pemuda asli Petungkriyono, Pekalongan, Imam yang kami temui dalam perjalanan Merapah Liam Warisan Budaya Batik, Selasa (8/10/2019).

Curug Bajing merupakan salah satu tempat wisata andalan di kawasan Petungkriyono, Pekalongan. Tinggi air tejun mencapai 75 meter, dengan kolam di bawah berdiameter tiga meter. Namun karena kolam terbilang dalam dan berarus deras, pengelola melarang pengunjung untuk berenang di air terjun. 

Curug Bajing semakin cantik karena loaksinya berada tepat di lembah. Untuk menuju ke kawasan curug hanya perlu berjalan 300 meter dengan medan yang sangat mudah. Di pintu masuk, ada beberapa anjungan untuk berfoto.

Curug Bajing di Petungkriyono, Pekalongan.Kompas.com/Silvita Agmasari Curug Bajing di Petungkriyono, Pekalongan.

 

Kawasan Petungkriyono, tempat dari Curug Bajing dan banyak tempat wisata lain terbilang belum banyak warga ibu kota tahu.

Dari Jakarta ke Petungkriyono dapat ditempuh selama tujuh jam berkendara kendaraan roda empat. Dari Kota Pekalongan ke Petungkriyono dapat ditempuh 1,5 jam berkendara kendaraan roda empat.

Beda dengan Kota Pekalongan yang merupakan kota pesisir, Petungkriyono adalah daerah pegunungan. Jalannya terbilang mblusuk, membelah gunung.

Namun yang patut diacungi jempol, jalan ke Petungkriyono dilapisi aspal yang sangat mulus. Belum lagi pemandangan persawahan yang cantik, membuat siapapun terkejut Pekalongan ternyata punya kawasan wisata pegunungan Petungkriyono.

"Curug Bajing ini sendiri baru dibuka pada 2014. Sebelumnya yang terkenal ada Curug Muncar," kata Imam.

Kebanyakan tamu yang berkunjung ke Curug Bajing adalah orang Pekalongan, tetapi Imam mengatakan perlahan wisatawan dari Jakarta dan Bandung muali berkunjug ke kawasan Petungkriyono.

Petungkriyono tak cuma punya Curug Bajing

Ada banyak sekali wisata alam di kawasan Petungkriyono. Selain Curug Bajing ada juga Curug Muncar, Curug Lawe, Puncak Kendalisodo, Puncak Tugu, Curug Sibedug, Welo River, Hutan Sokokembang, dan Gunung Rogojembangan. Harga tiket masuk tempat wisata terbilang bersahabat kisaran Rp 5.000 per orang

Kawasan Petungkriyono juga terkenal sebagai habitat owa jawa yang mulai langka. Kini petani sekitar juga mulai sadar akan ekowisata kopi dan menanam kopi arabica.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Petungkriyono kian giat mengelola tempat wisata dengan menambah fasilitas seperti memperbaiki akses, membuat taman, toilet, dan rumah makan.

Curug Bajing di Petungkriyono, Pekalongan.Kompas.com/Silvita Agmasari Curug Bajing di Petungkriyono, Pekalongan.

Imam mengatakan kebanyakan wisatawan dari Pekalongan biasanya melakukan perjalanan pulang-pergi. Namun wisatawan dari Cirebon, Jakarta, Bandung, banyak yang memilih menginap.

Di Petungkriyono terdapat beberapa homestay atau villa. Bisa juga memilih membuka tenda kemah.

Cara termudah menuju Petungkriyono adalah dengan kendaraan pribadi, lantaran kendaraan umum yang masih terbilang sangat langka. Jika berangkat dari Kota Pekalongan butuh bergonta ganti kendaraan umum.

Namum demikian jangan khawatir di Petungkriyono terdapat Angkutan Pegunungan Pariwisata yang siap mengangkut wisatawan dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com