Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masakan Indonesia hingga Manggo Sticky Rice Hadir di Potluck Festival 2019

Kompas.com - 18/10/2019, 14:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah makanan khas Indonesia dan negara-negara sahabat hadir dalam acara Potluck Festival 2019 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (16/10/2019) lalu. Penjelasan tentang filosofi tumpeng sebagai salah satu panganan khas Indonesia juga turut menjadi bahasan.

Salah satu perwakilan negara sahabat yang hadir adalah negara Thailand yang membawa makanan penutup tradisional ‘Mango Sticky Rice’. Hidangan ini merupakan dessert favorit yang terkenal di Thailand.

Fakta menarik mengenai hidangan yang terbuat dari beras ketan, santan, dan buah mangga segar ini yaitu penduduk lokal biasa menyantapnya langsung dengan tangan.

Selain itu, untuk menikmati tekstur khasnya yang ‘sticky’, hidangan ini lebih baik disantap langsung setelah dibeli atau dimasak. Apabila terlalu lama didiamkan atau disimpan dalam kulkas, maka tekstur akan berubah menjadi keras.

Fakta menarik lainnya adalah cita rasa yang dominan asam dan pedas yang terletak kepada kudapan Thai Chicken Salad.

“Ini karena dipengaruhi oleh sebagian besar rempah-rempah yang ada di negara Gajah Putih ini,” kata salah satu peserta dari Thailand di IGA Potluck Festival 2019.

Baca juga: Tahukah Anda, Ada 17 Ragam Tumpeng di Indonesia

Sementara itu, makanan khas tradisional Papua yaitu Papeda, Kuah Asam, dan Genemo Bunga Pepaya juga dihadirkan di festival ini.

Presiden dan Member Indonesian Gastronomy Association (IGA) berfoto dalam acara IGA Potluck Festival 2019 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (16/10/2019).Indonesian Gastronomy Association Presiden dan Member Indonesian Gastronomy Association (IGA) berfoto dalam acara IGA Potluck Festival 2019 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Salah satu peserta dari Papua mengatakan cara memasak yang menggunakan metode bakar batu dan tidak menggunakan minyak goreng menjadi kekhasan dari rasa yang ada pada makanan.

“Masyarakat lokal secara tradisional jarang menggunakan minyak goreng dalam memasak dan menggunakan metode Bakar Batu sebagai cara memasak tradisional khas Papua,” ujarnya.

Baca juga: Melahap Dessert Mango Aslinya di Thailand

Menurut Presiden Komunitas IGA Ria Musiawan, tema yang diangkat dalam Potluck Festival adalah Tumpeng Kapuranto yang pada zaman dulu digunakan untuk meminta maaf.

“Jadi memang para nenek moyang kita sejak zaman dulu sudah tinggi budayanya dan tumpeng ini dilambangkan untuk meminta maaf,” kata Ria dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Tumpeng merupakan sarana yang sangat penting dalam perayaan maupun dalam berbagai upacara pada masyarakat Jawa. Tumpeng digunakan mulai dari acara seperti perayaan kelahiran sampai pada peringatan hari kematian seseorang.

Acara Potluck Festival 2019 diselenggarakan Komunitas Indonesian Gastronomy Association (IGA) bersama Kementerian Luar Negeri Indonesia, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Indonesia serta Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

Potluck Festival diadakan bertepatan dengan Hari Pangan Nasional yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com