Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Batik, Desa Giriloyo Yogya Bangkit Pasca-gempa

Kompas.com - 19/10/2019, 14:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

Dalam payung besar Paguyuban Batik Tulis Giriloyo, ada 600 kepala keluarga yang berasal dari tiga dusun bekerja sama untuk mengelola Desa Wisata Giriloyo.

Peran para pembatik bukan lagi cuma menorehkan malam atau mewarnai kain, mereka diajak untuk memandu wisatawan, memasak konsumsi bagi wisatawan, dan menyewakan kamar di rumah untuk homestay.

Kini Desa Wisata Giriloyo, menerima tamu sekitar 25.000 orang pertahun. Orang-orang ini yang tertarik untuk belajar membatik

Jika dikalikan dengan harga paket belajar batik dan makan siang yang dihargai Rp 50.000an, maka dalam setahun Desa Wisata Giriloyo mampu mendatangkan Rp 1,25 miliyar.

Uang tersebut masuk ke khas Paguyuban Batik Tulis Giriloyo kemudian didistribusikan langsung kepada anggota yang terlibat dan bekerja.

Bagi Nur, batik bukan cuma selembar kain. Batik adalah suatu warisan budaya yang hidup dan menghidupi Desa Giriloyo.

"Bukti batik itu hidup dari ratusan tahun lalu, Alhamdullilah masih dapat terus dilestarikan. Bukti batik menghidupi dengan adanya batik, kehidupan warga kami terangkat. Semua sinergi dengan pariwisata dan kerajinan batik tulis di sini," pungkas Nur Ahmadi.

Baca juga: Yuk Tonton Merapah 5 Warisan Budaya Batik ke Cirebon, Pekalongan, dan Lasem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com