Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tentang Roti Gambang, Kenangan Menyantap Roti Terbaik Dunia

Kompas.com - 21/10/2019, 10:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Roti gambang merupakan hidangan sarapan orang Belanda-Indonesia pada zaman kolonial.

Seiring berjalannya waktu, eksistensi roti gambang dinikmati oleh orang Betawi dan tetap di pagi hari. Roti gambang di Jakarta juga dikenal dengan roti ganjel rel di Semarang.

Baru-baru ini, roti gambang masuk dalam daftar 50 Roti Terbaik Dunia versi CNN.

Baca juga: Roti Gambang Masuk Daftar 50 Roti Terbaik Dunia

Meski eksistensinya kini sudah berkurang, namun ada cerita-cerita menarik yang dapat membangkitkan kenangan roti hasil akulturasi dua budaya yaitu Belanda dan Indonesia ini.

Roti gambang mengalami masa kejayaan pada tahun 1980 hingga akhir 1990-an. Masa itu, roti gambang dicintai dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang tua.

Salah satu yang memiliki kenangan akan roti gambang adalah Pade Rohana (35). Saat remaja, ia membeli roti gambang dengan harga Rp 2.000 per potongnya.

“Dulu era 90-an akhir, harganya Rp 2.000. Setiap aku lewat Tan Ek Tjoan aku akan beli di abangnya, yang di gerobak, biar abangnya bahagia ada yang beli,” kata Pade kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Baca juga: Sarapan Makan Roti Gambang, Ini Cara Paling Enak Menikmatinya

Toko roti Tan Ek Tjoan dan Toko Roti Lauw merupakan dua toko roti yang melegenda di Jakarta. Dua toko roti yang berbeda tersebut dikenal karena menjual roti gambang dan roti-roti lainnya.

Pade ingat dulu roti gambang tidak dibungkus plastik untuk dibawa pulang, melainkan dibungkus dengan kertas.

Iwan Satri, orang Betawi Kebon Kacang yang sejak kecil sudah makan roti gambang. Ia dikenalkan roti gambang oleh ayahnya yang membelikan untuk sarapan, Jumat (18/10/2019).Wahyu Adityo Prodjo Iwan Satri, orang Betawi Kebon Kacang yang sejak kecil sudah makan roti gambang. Ia dikenalkan roti gambang oleh ayahnya yang membelikan untuk sarapan, Jumat (18/10/2019).

“Alasan aku beli gambang yang terpenting adalah gambang itu murah dan mengenyangkan, maunya kan kita makan yang mengenyangkan sekaligus nikmat,” ceritanya.

 

Lain cerita dari Rismania (35), ia memiliki kenangan akan roti gambang karena ibunya yang suka memanggil dan membeli roti di pedagang roti gerobak untuk bekal sekolahnya.

“Tiap abis subuh, tukang roti gerobak berkeluaran, Emakku pasti memanggil dan membeli sebagai bekal anak-anaknya sekolah. Kadang ada Tan Ek Tjoan, kadang Lauw, kadang Guriyana, suka banget sama roti gambang semuanya, wangi gula merah dan kayumanis,” kenang Rismania.

Baca juga: Roti Gambang dan Roti Ganjel Rel, Adakah Perbedaannya?

Roti gambang juga melekat di hati orang Betawi, salah satunya Iwan Satri (60). Lelaki kelahiran tahun 1959 yang juga asli Betawi Kebon Kacang mengatakan, khasiat yang ia dapat setelah makan roti gambang adalah perut menjadi hangat.

“Perut jadi anget kalau makan itu roti, padanan paling mantep tuh pakai kopi pahit, dicowel susu juga enak,” kata Iwan yang sejak kecil tinggal di Kebon Kacang, Jakarta Pusat kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Iwan juga mengetahui keberadaan pabrik Roti Lauw pada tahun 1960. Kenangnya, dulu pabrik Lauw itu berdiri di Kebon Kacang Gang 1.

Roti Gambang atau Ganjel Rel merupakan hidangan sarapan orang-orang Belanda di Indonesia yang berakulturasi dengan bahan-bahan lokal Indonesia.Shutterstock Roti Gambang atau Ganjel Rel merupakan hidangan sarapan orang-orang Belanda di Indonesia yang berakulturasi dengan bahan-bahan lokal Indonesia.

Selain itu, kenang Iwan, dulu roti gambang bentuknya tidak sekecil sekarang. Dulu sedikit lebih besar. Harga roti gambang seingatnya dulu Rp 200 per potong, tahun 1983.

“Enakan yang dulu kalau rasanya mah, dulu warnanya juga hitam pekat, gak kayak sekarang, saya udah makan ini dari kecil, pas umur 8 tahun, dibeliin bapak dulu,” kenangnya.

Keluarga Betawi juga kerap membawa roti gambang ketika membesuk orang sakit. Menurut Budiharto yang asli Betawi Kemanggisan (58), dulu ketika ibunya sakit, selalu minta dibawakan roti gambang.

Baca juga: Apa Itu Roti Gambang? Roti Jadul Favorit yang Bikin Kenyang

“Dulu itu pas Nyak sakit, pasti minta dibawain gambang, kalo kagak ntar gak dibolehin masuk, jadi emang udah tradisi orang Betawi kalau jenguk orang sakit dibawain roti gambang,” katanya.

Cerita akan roti gambang juga muncul dari generasi muda, salah satunya yaitu Zaldy (28).

Ia mengenang saat membeli roti gambang ketika kelas 3 SMP. Ia kerap membeli roti tersebut di warung kecil setiap pulang sekolah bersama empat temannya.

“Di situ tiap sore kami beli roti ginian, sama beli minuman, setahun tuh begitu terus, harganya kalau gak salah dulu Rp 500 tahun 2006,” kenang Zaldy.

 

Cerita menarik lainnya juga datang dari Roderick (33), ia bercerita bahwa ibunya suka sekali roti gambang, bahkan ibunya sampai mengetahui nama toko roti yang terkenal yaitu Tan Ek Tjoan.

Tiga puluh tahun kemudian, ibu Roderick sempat berpesan untuk mencari roti gambang tersebut karena kecintaan ibunya akan roti khas Jakarta.

Roti gambang.Shutterstock Roti gambang.

“Gue kerja di Jakarta dan nyari Tan Ek Tjoan di Jakarta agak susah. Belakangan baru tau kadang gerobak Tan Ek Tjoan beredar di Cikini. Jadi gue selalu nyempetin nyari ini roti buat nyokap,” ujarnya.

Selain di Jakarta, roti gambang juga dikenal dengan nama roti ganjel rel di Semarang. Salah satu penikmat roti gambang dari anak muda adalah Redemptus Nagri (25).

Baca juga: Selain Roti Gambang, Ini Daftar 50 Roti Terbaik di Dunia

Menurutnya, rasa dari roti ganjel rel itu manis, dan ketika masuk di mulut begitu terasa cokelat serta kayu manisnya.

“Terus kalau digigit itu harus agak bertenaga, soalnya rata-rata roti ganjel rel itu alot tapi ada juga yang agak keras, karena emang dasarnya teksturnya begitu. Terus paling enak, roti ganjel rel dimakan pas pagi atau sore hari sama teh hangat, nikmat lah pokoknya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com