Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petuah Bugis di Pidato Jokowi, Ini Tempat Wisata Sejarah Bugis di Makassar

Kompas.com - 21/10/2019, 17:02 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


Jakarta,KOMPAS.com- Jokowi melontarkan Pappaseng atau pepatah Suku Bugis dalam akhir pidatonya saat Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Minggu (20/10/2019).

Pappaseng tersebut berbunyi: "Pura babbara sompekku, Pura tangkisi’ golikku" yang berarti "Layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang".

Bunyi Pappaseng yang utuh adalah, 'Pura babbara sompekku, Pura tangkisi’ golikku, Ulebbirenngi tellenngé natowalié', yang artinya "layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang, kupilih tenggelam daripada kembali".

Peribahasa tersebut memiliki pesan yang membakar semangat kebaharian. Nenek moyang Suku Bugis dikenal sebagai pelaut yang ulung.

Tercatat dalam sejarah bahwa Suku Bugis sering kali melakukan hubungan dagang dengan banyak bangsa di seluruh dunia melalui pelayaran.

Jika kamu berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan, ada baiknya mampir ke beberapa museum untuk mengenal lebih lanjut sejarah Suku Bugis.

Berikut museum di Makassar dan sekitarnya yang menampilkan kisah pelayaran Suku Bugis:

1. Museum La Galigo

Wisatawan asal Jerman melihat miniatur phinisi di Museum La Galigo, Makassar, Rabu, (11/02/2015). Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Wisatawan asal Jerman melihat miniatur phinisi di Museum La Galigo, Makassar, Rabu, (11/02/2015).

Terletak di dalam Fort Rotterdam, Makassar, Museum La Galigo menyimpan sejarah kebudayaan Makassar mulai dari kain tenun, miniatur rumah adat, mahkota raja, dan artefak lainnya.

Baca juga: Mampir ke Kampung Halaman Jusuf Kalla, Ini 8 Tempat Wisata di Makassar

Terdapat miniatur kapal pinisi yang menjadi saksi bagaimana pelaut-pelaut ulung suku Bugis-Makassar pada masa lampau, mengarungi samudera.

Bersandar di atas meja pameran di sudut lantai dua Museum ini. Perahu berwarna putih lengkap dengan dua tiang layar. Warna latar belakang biru langit dan laut mendominasi.

Museum yang berada di Jalan Ujung Pandang No.2, Bulo Gading kota Makassar buka pada hari Selasa hingga Minggu dan tutup pada hari senin. Melayani pengunjung dari jam 8 pagi dan setengah 4 sore waktu setempat.

Setelah berkeliling Museum La Galigo pengunjung juga bisa melanjutkan perjalan ke Benteng Fort Rotterdam. Benteng yang merupakakn peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.

 


2. Museum Kota Makassar

Museum yang terletak di jantung kota Makassar yang dulunya adalah gedung balaikota, didirikan oleh Drs. HB. Amiruddin Maula, S.H., Msi saat mengawali masa jabatannya sebagai walikota Makassar.

Museum ini melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai identitas dan sejarah. Ada pula kisah Suku Bugis di museum ini.

Koleksi museum ini diantaranya adalah peta bumi yang dibuat untuk kelancaran misi perdagangan dan politik di Indonesia pada masa silam dengan berlaut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Museum kota Makassar (@museumkotamakassar) on Sep 11, 2018 at 6:05am PDT

Koleksi lain adalah relief potret Ratu Wilhelmina dan Yuliana, foto reproduksi naskah, foto-foto peristiwa serta bangunan bersejarah, peralatan sehari-hari, dan mata uang.

Museum ini berada di Jalan Balaikota No.11, Kota Makassar. Di buka pada jam 08.00 hingga 19.00 di hari Selasa dan Minggu.

 


3. Museum Balla Lampoa

Museum ini lebih banyak menyimpan sejarah dari Kerajaan Gowa. Namun, museum ini juga tidak kalah dan patut dikunjungi.

Museum Balla Lompoa yang berada di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Buka setiap hari dan jam 8 pagi hingga 4 sore.


Pada awalnya museum ini bekas istana raja-raja Gowa yang dibangun pada tahun 1936 telah diubah menjadi bernama Museum Balla Lompoa. Balla Lompoa berarti rumah besar atau rumah kebesaran.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Cari leluhur... #ballalampoa #museumballalompoa #gowa #makassar #visitmakassar #exploresulawesi #exploreindonesia

A post shared by Sarwan Arifin (@sarwanarifin) on Oct 6, 2018 at 2:31am PDT


Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Gowa. Salah satu di antaranya adalah Mahkota Gowa atau Salokoa.

Benda-benda bersejarah lainnya adalah parang besi tua, keris emas yang memakai permata, senjata sakti sebagai atribut raja yang berkuasa, tombak, meriam kuno, pakaian, bendera kebesaran, termasuk sejumlah naskah lontar.

Sementara di tengah-tengah ruangan, ditempatkan singgasana raja.

 


4. Museum Karaeng Pattingalloang

Museum ini berada di perbatasan Gowa dan kota Makassar. Koleksi-koleksi benda bersejarah bisa dilihat di lantai dua.

Museum yang berada di Abdul Kadir, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan buka pukul 07.00 hingga 17.00 Wita.

Di sini barang-barang yang dipamerkan sebagian besar adalah tembikar atau gerabah serta keramik yang ditemukan ketika Arkeolog, Dr. Muchtar Paeni melakukan ekskavasi di sekitar situs Somba Opu sejak tahun 1989.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com