Share this page

Menjejaki Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

Kompas.com - 24/Oct/2019 , 09:17 WIB

Menjejaki Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

KOMPAS.com - Pohon pinus menjulang tinggi dengan aroma kayu yang khas menyapa para pengunjung di wisata heritage Bukit Siguntang, di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang, Sumatera Selatan.

Untuk menikmati pemandangan di bukit tersebut, Sobat Pesona harus menapaki satu demi satu jalan setapak, yang dikelilingi oleh ratusan pohon dan batu besar. Sesuai namanya, Bukit Siguntang memang berada di perbukitan, di tengah pemukiman warga.

Bukit Siguntang Palembang dipercaya menjadi salah satu jejak petilasan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Di sana, ada makam anggota Kerajaan Sriwijaya yang masih terawat hingga sekarang.

Dulunya, berwisata di Bukit Siguntang, pengunjung disuguhkan beragam gazebo dan beberapa ruangan berisi makam-makam. Ada juga beberapa menara, seperti Menara Pandang, Menara Buddha, aquarium, hingga situs Kerajaan Sriwijaya.

Namun sejak pertengahan 2016, wisata itu ditutup karena proses pemugaran besar-besaran oleh pemerintah pusat, mengubah drastis wajah Bukit Siguntang Palembang jadi lebih modern.

Barulah pada Februari 2019, Bukit Siguntang Palembang kembali dibuka dengan tarif masuk Rp 3.000 per orang. Kendaraan roda dua dikenakan biaya masuk Rp 1.500 dan kendaraan roda empat sebesar Rp 3.000.

Banyak perubahan yang terjadi, terlihat di kantor informasi Bukit Siguntang Palembang yang lebih layak. Ada juga kedai kopi, mushola, dan toilet yang lebih bersih.

Menyusuri sejarah

Sobat pesona bisa mengunjungi galeri sejarah dan patung yang tersedia di bagian bawah Bukit Siguntang Palembang. Sayangnya, ruang galeri ini belum dibuka, karena pemugaran belum diresmikan Dinas Budaya dan Pariwisata Sumsel.

Lalu, tujuh makam yang terpisah-pisah, kini sudah dinaungi oleh atap dan tanpa sekat. Ada tujuh makam yang terawat rapi tersebut, yaitu makam Raja Sigentar Alam, Puteri Rambut Selako, Pangeran Batu Api, Pangeran Djunjungan, Puteri Kembang Dadar, Pangeran Bagus Karang, dan Pangeran Bagus Kuning.

Berdasarkan sejarah, Raja Sigentar Alam merupakan kakak kandung Datuk Sultan Iskandar atau lebih dikenal dengan nama Raja Parameswara dari Selat Malaka. Raja Parameswara merupakan raja terakhir Singapura tahun 1389-1398.

Turis mancanegara yang sering datang dan berziarah ke makam di Bukit Siguntang Palembang berasal dari negara Malaysia, Tiongkok, Singapura, dan Thailand. Mereka percaya bahwa Raja Sigentar Alam merupakan nenek moyangnya.

Bahkan pada perayaan Waisak setiap tahunnya, turis mancanegara dari Tiongkok sering menggelar ritual sembahyang di Bukit Siguntang Palembang, dengan menelusuri makam-makam tersebut.

Tahun ini, ada sekitar 500 orang turis Tiongkok datang mengunjungi Bukit Siguntang Palembang.

Ada juga beberapa ritual yang dipercaya para pengunjung. Seperti membasuh muka dari air di dalam kendi yang terletak di atas makam Puteri Kembang Dadar. Ritual ini dipercaya dapat membuat wajah lebih cerah dan menawan.

Ritual lainnya yaitu mencoba peruntungan menggunakan sepotong bambu berukuran panjang. Para pengunjung yang sudah mengucapkan nazar, bisa membentangkan kedua tangannya dan mengukur di bambu tersebut. Batasan bambu lalu ditandai dengan karet gelang.

Biasanya beberapa hari kemudian, mereka akan datang lagi berkunjung dan mengukur lebar bentangan kedua tangannya di bambu tersebut. Jika bentangan tangan lebih panjang atau pendek dari batasan karet gelang tersebut, keinginannya akan terkabul.

Namun jika bentangan tangannya sama dengan batas karet gelang tersebut, keinginan pengunjung akan sulit terwujud.

Para pengunjung juga sering berdoa dan mengucap nazar di depan makam. Jika keinginannya terwujud, biasanya mereka akan memberikan hadiah sesuai nazar kepada juru kunci Bukit Siguntang Palembang. Nazar yang dimaksud misalnya memberikan ayam, burung, kambing, dan lainnya.

Satu lagi ritual yang sering dilakukan oleh pengunjung, yaitu mandi kembang seusai berdoa di depan makam. Jika pengunjung tidak ingin mandi di Bukit Siguntang, mereka akan membawa kembang dari Bukit Siguntang Palembang untuk mandi di rumahnya masing-masing.

Baca artikel lainnya:

Pagar Alam, Wisata Lengkap dengan Cuaca Sejuk

Hantu Air yang Akrab dengan Masyarakat Sungai Musi

Belajar Sejarah Lewat Candi-candi yang Ada di Sumatera

Susuri sejarah lainnya lewat destinasi berbeda. Cari kisahnya dalam Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya