JAKARTA, KOMPAS.com - Kyoto telah berjuang selama bertahun-tahun, menghadapi banyaknya wisatawan yang datang.
Sebagian besar turis memiliki agenda yang sama, yakni melihat dan merasakan suasana Jepang tempo dulu.
Baca juga: Musim Semi di Jepang Tiba, Waktu yang Pas Kunjungi Kyoto
Terlalu banyak wistawan tidak selalu berdampak baik. Warga Kyoto harus melakukan segala daya untuk mencoba dan mendidik wisatawan asing tentang sopan santun ketika berkunjung.
Seperti dikutip dari JapanToday.com, turis kerap belaku tidak sopan terhadap warga Kyoto. Mulai dari masuk tanpa izin di properti pribadi untuk mengambil foto hingga memaksa geisha dan maiko (geisha dalam pelatihan) untuk mengambil foto bersama mereka.
Perilaku ini berujung pada keputusan besar yang diambil beberapa warga Distrik Dion di Kyoto.
Mulai tanggal 25 Oktober 2019, sebuah asosiasi yang terdiri dari penduduk lokal dan pemilik toko telah melarang fotografi di jalan pribadi.
Walaupun demikian, turis masih dapat berfoto di jalan-jalan besar seperti Jalan Hanamikoji yang terkenal.
Warga memasang buletin untuk memberi tahu pengunjung tentang perubahan itu. Mereka juga membagikan selebaran untuk mengingatkan turis agar tidak mengambil foto geisha dan maiko tanpa izin.
Baca juga: Nanzenji, Kuil Cantik nan Instagenic di Kyoto
Warga juga meminta turis untuk berperilaku sopan saat berada di daerah itu.
Kamera CCTV juga dilibatkan dalam penegakan aturan ini. Bila pelanggar tidak dapat tertangkap tangan, warga masih bisa mengenali rupa si pelanggar.
Denda sebesar 10.000 yen atau sekitar Rp 1,3 juta menunggu siapa pun yang melanggar aturan ini.
Namun, belum dijelaskan bagaimana hal itu akan ditegakkan. Belum ada juga kepastian terkait penegak hukum aturan ini.