Netizen yang mengomentari video ajakan Budi Karya banyak sekali yang membandingkan kondisi Bandara Soetta dengan Changi Airport di Singapura.
Menanggapi hal ini, Alvin merasa bahwa sebenarnya perbandingan ini tidak bisa dilakukan. Pasalnya Bandara Soetta dan Changi sudah sangat jauh berbeda. Sehingga perbandingannya terkesan tidak sebanding atau apple to apple.
"Soal membandingkan dengan Changi, sangat beda. Changi ini bandara yang fokus hanya internasional. Tidak ada penerbangan domestik," kata Alvin.
Walaupun di beberapa aspek Bandara Soetta, sebenarnya bisa saja meniru beberapa sistem di Changi. Misalnya, dalam hal lajur penumpang di kedatangan dan keberangkatan saja Soetta masih dipisah.
"Saya heran itu kenapa harus dibuat seperti itu tidak dicampur saja antara kedatangan dan keberangkatan seperti di Changi. Sehingga suasana itu lebih meriah. Baru nanti turun lagi setelah lorong itu menuju imigrasi."
Baca juga: Jalan Panjang Bandara Soekarno-Hatta untuk Jadi Bandara Terbaik Dunia
Kekurangan yang dimiliki Bandara Soetta memang masih sangat banyak. Tak hanya dari sistem bandara saja tapi juga berbagai fasilitas yang tersedia.
Alvin menyebutkan beberapa hal yang masih terasa kurang dari fasilitas Bandara Soetta. Misalnya, soal rambu-rambu yang bisa jadi penanda fasilitas bandara juga masih terasa kurang.
Menurut Alvin, ajang penghargaan seperti ini sebenarnya tidak banyak manfaatnya untuk para pengguna jasa, dan hanya untuk branding (membangun merek) semata.
Alvin menyarankan, sebaiknya bandara mengadakan survey kepada para pengguna jasa bandara untuk mengetahui hal apa yang masih kurang kualitasnya.
Setelah itu, baru memperbaiki hal-hal tersebut agar para pengguna jasa itu merasa puas.
"Tidak ada artinya itu mau klaim terbaik dunia atau terbaik sejagat raya kalau pengguna jasa itu merasa tidak puas ya percuma saja. Hal yang terbaik adalah survey terhadap pengguna jasa apakah puas atau tidak," tutup Alvin.
Baca juga: Daftar Lengkap Maskapai di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.