Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Seputar Makanan Jepang

Kompas.com - 09/11/2019, 14:49 WIB
Albert Supargo,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan Jepang kian digemari masyarakat Indonesia. Sarat akan gizi menjadi embel-embel yang seringkali disematkan kepada kuliner khas Negeri Sakura ini.

Makanan Jepang juga dibumbui dengan fakta-fakta menarik yang jarang diketahui masyarakat Indonesia.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima fakta tetang makanan Jepang yang jarang diketahui masyarakat Indonesia :


1. Masuk daftar warisan tak benda UNESCO

Dikutip dari situs healthyfoodtribe, washoku atau makanan tradisional Jepang masuk ke daftar warisan tak benda United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Washoku resmi masuk ke daftar, mulai dari tanggal 4 Desember 2013. Washoku sendiri bukanlah nama suatu hidangan tertentu, melainkan sebuah istilah.

Menurut situs Japan Times, wasoku terdiri dari dua suku kata, yakni ‘wa’ yang berarti Jepang, dan ‘shoku’ yang berarti makanan. Washoku merupakan istilah untuk semua makanan tradisional Jepang.


2. Beberapa jenis sushi lebih tenar di luar negeri

Dynamite roll, tuna roll, rainbow roll. Nama-nama ini seringkali terlihat di menu restoran sushi di seluruh Indonesia. Perlu kamu tahu, beberapa nama sushi ini masuk ke kategori sushi roll.

Walaupun cukup banyak beredar, ternyata sushi satu ini lebih tenar di Amerika Serikat.

“Kami orang Jepang lebih suka sushi jenis nigiri. Sushi roll tetap digemari, tapi kalah tenar dengan nigiri,” ujar Ikeda orang Jepang sekaligus operasional manager Ootoya, sebuah restoran Jepang di Jakarta, kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2019).

Ia juga menambahkan bahwa beberapa resep sushi roll yang terkenal tidak berasal dari Jepang, melainkan Amerika Serikat.


3. Kesederhanaan adalah kunci

Berbeda dengan masakan Indonesia yang penuh bumbu, masakan Jepang menghadirkan rasa yang cukup simple.

”Rasa asli bahan baku menjadi hal utama yang ingin kami tonjolkan. Karena itulah, terkadang beberapa makanan Jepang disajikan mentah,” ujar Ikeda.

Karena itulah bahan baku makanan Jepang harus dipastikan kesegaraannya. Menurut Ikeda, restoran Jepang yang baik akan memperhatikan distribusi bahan bakunya. “Kami sendiri (Ootoya) memastikan ikan kami tidak mengalami kenaikan suhu yang drastis,” ujar Ikeda.


4. Tokyo memiliki restoran berbintang terbanyak di dunia

Menurut situs healtyfoodtribe, Tokyo adalah rumah bagi 302 bintang Michelin besar pada tahun 2017.

Ada 12 restoran di Tokyo yang dianugrahi tiga bintang Michelin dan 53 restoran lainnya dapat mengklaim dua bintang Michelin.

Bintang Michelin adalah penghargaan di bidang kuliner tingkat dunia. Rating dari Michelin dianggap sebagai rating yang paling bergengsi di dunia kuliner.

Sebagai perbandingan, Paris berada di posisi ketiga dengan 141 bintang dan New York berada di peringkat kelima dengan 88 bintang.

Yang lebih mengejutkan, dua kota Jepang lainnya masuk dalam lima besar daftar ini. Kyoto memiliki 135 bintang dan Osaka memiliki 116 bintang Michelin.

Bukan hanya masakan Jepang yang ditawarkan restoran ini. Banyak restoran berbintang Michelin di Tokyo sebenarnya menawarkan masakan Prancis.


5. Berbeda daerah, berbeda pula cara masaknya

Layaknya di Indonesia, perbedaan daerah di Jepang juga menentukan cara masak yang digunakan.

“Tidak untuk semua makanan, tapi beberapa makanan berlaku,” ujar Ikeda.

Ia juga menambahkan perbedaan kondisi tiap daerah mempengaruhi proses memasak makanan.

“Contohnya sukiyaki, di Jepang regional Barat, sukiyaki akan di tumis terlebih dahulu baru dibumbu. Berbeda dengan Jepang regional Timur dimana sukiyaki akan dibumbui dulu sebelum dimasak,” ujar Ikeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com