Salah satu penjaga pantai sekaligus warga asli sekitar pantai, Riduan (49) mengatakan semua fasilitas yang ada merupakan hasil sukarela dan gotong royong warga lokal untuk memajukan pantai.
"Kalau kita sendiri di sini untuk membantu kalangan wisatawan, juga untuk membantu wisatawan itu merasa nyaman datang ke pantai ini," kata Riduan kepada Kompas.com.
Riduan merupakan satu-satunya warga yang dengan sukarela memasang karung berisi pasir agar wisatawan dapat melihat bebatuan granit di pantai Tanjung Tinggi.
Sebelum akhir tahun 2013, wisatawan kesulitan untuk melihat batuan granit karena tidak adanya sarana penyebrangan.
"Saya buat ini akhir tahun 2013 menuju awal 2014, jadi pas Laskar Pelangi itu juga belum ada sama sekali. Saat itu hanya ada warung kopi dan warung makan, belum seramai ini," ujarnya.
Menurut Riduan, saat ini wisatawan masih ada yang tidak menghargai keindahan pantai Tanjung Tinggi dengan cara membuang sampah sembarangan.
Padahal diakuinya, ia sudah membuat fasilitas tempat sampah di setiap sudut pantai.
"Kalau itu sih kesadaran pengunjung, cuma kita sudah kasih fasilitas tempat sampah di setiap sudut dari batu ke batu, dari luar sudah saya fasilitaskan, ada penampungan sampah," tambah Riduan.
Ramainya wisatawan yang berkunjung ke pantai, Riduan mengharapkan wisatawan saling berkesinambungan dengan penjaga pantai agar tetap melestarikan dan menjaga keindahan.
"Harapannya sih dari saya, agar wisatawan dapat saling berkesinambungan, teman-teman utamanya pariwisata lah, supaya mereka dapat berkesan. Kita minta kerjasamanya, misalnya kalau ditutup operasionalnya pukul enam sore ya kita minta mereka pulang dari pantai," urainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.