Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Weekend Ini ke Meru Betiri, Bertualang di Rumah Penyu Belimbing

Kompas.com - 14/11/2019, 13:45 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jalan-jalan ke Jawa Timur, tepatnya di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), untuk melihat langsung habitat Penyu Belimbing.

Selain melihat penyu, kamu juga bisa merasakan sensasi berpetualang di alam terbuka. Lokasi taman nasional ini berada di dua kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember.

Taman nasional ini menjadi rumah bagi 449 jenis flora dan 325 fauna. Meru Betiri perpaduan kawasan hutan dan pantai.

Baca juga: Meru Betiri, Keindahan yang Belum Terjamah

Jadi tak heran jika Meru Betiri menjadi salah satu lokasi wisata favorit berbasis ekowisata. Berdasarkan data sejarah TNMB, Belanda sudah menjadikan Meru Betiri sebagai kawasan yang wajib dilestarikan pada 1929.

Turis biasanya datang ke Meru Betiri untuk melihat proses bertelur Penyu Belimbing di pesisir Pantai Sukamade.

Selain Penyu Belimbing, pesisir pantai ini juga kerap menjadi tempat berkembang biak Penyu Sisik, Penyu Hijau, dan Penyu Ridel/Lekang.

“Biasanya penyu bertelur itu mulai dari pukul 19.00 WIB sampai subuh, mereka memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga jam mulai dari membuat lubang hingga kembali lagi ke laut,” kata Puji, salah seorang petugas di Resort Sukamade, di Pantai Sukamade, Desa Barongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (12/11/2019), seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com.

Puji menjelaskan, proses bertelur penyu-penyu di sana sangat alami. Sehingga tidak setiap saat penyu-penyu itu singgah ke Pantai Sukamade.

Jika beruntung, wisatawan bisa melihat aktivitas penyu bertelur di pesisir pantai.

Penyu Belimbing di Pantai Sukamade, di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa TimurDok. Puskomblik Kemenpar Penyu Belimbing di Pantai Sukamade, di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

"Wisatawan boleh melihat penyu yang bertelur dengan beberapa syarat seperti tidak boleh berisik, tidak menyalakan cahaya seperti senter. Serta menjaga jarak dengan penyu yang sedang ingin berterlur tidak boleh di depan penyu. Tapi karena ini berlangsung alami maka bisa saja satu malam tidak ada penyu yang naik untuk bertelur," katanya.

Baca juga: Mengintip Kerajaan Penyu Belimbing di Pesisir Jeen Womom

Marzie Fallah salah satu peserta Ecotourism Tour Operator Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, perjalanan ke Meru Betiri memiliki pengalaman yang sangat mengesakan. Lantaran Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan ekowisata dan menarik banyak wisatawan untuk datang.

"Forum Tour Opeator" berlangsung pada tanggal 8-13 November 2019, dimana sejumlah tour operator dalam dan luar negeri diajak berkunjung ke sejumlah destinasi untuk mengembangkan paket perjalanan ekowisata yang menyasar high-end tourist.

“Meskipun tidak ada signal, tapi itu sangat baik buat wisatawan untuk lebih dekat dan menyatu dengan alam. Itu sangat mengesankan. Dan saya belajar banyak dari perjalanan saya kali ini,” katanya.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan ekowisata adalah benchmark yang paling bagus dalam menerapkan konsep Sustainable Tourism Development (STD) sekaligus menyasar high-end tourist.

Hal ini dikarenakan pengembangan ekowisata tidak sama dengan mass tourism yang hanya mengejar kuantitas kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), melainkan lebih fokus mengincar wisman berkualitas.

Baca juga: 4 Pantai Indah di Banyuwangi, Yuk Kunjungi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com