Enam jenis karang baru juga ditemukan di Kepulauan Togean dan Banggai yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2 jenis dari genus Galaxea.
Baca juga: Diving Tanpa Perlu Sertifikat Menyelam, Apa Bisa?
Untuk jenis ikan terumbu karang tercatat 596 spesies ikan yang termasuk dalam 62 Familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean.
Mario Pawadjoe mengatakan ada 21 bentangan pantai yang menjadi potensi untuk pengelolaan pariwisata maritim.
“Dari 21 itu kalau di dalam laut kita memiliki potensi karang. Yakni ada sekitar 38 genus karang. Dari 38 genus itu ada 15 family. Kemudian untuk ikan, ada 307 species dari 42 family yang terletak di 9 titik. Ini potensi yang bisa kita lihat,” jelas Mario, Kamis (14/11/2019).
Selain itu, untuk titik diving di Kecamatan Togean terdapat 28 titik selam. Kemudian titik diving di Kecamatan Una-una ada 18 titik selam. Kemudian di Kecamatan Togean ada 28 titik selam.
“Masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan di Kabupaten Tojo Una-una. Nah jika potensi yang ada ini dan bisa terpublis dengan baik, saya yakin akan menjadi daya tarik sendiri,” harapnya.
Danau Ubur-ubur
Usai melakukan pengamatan terumbu karang, dilanjutkan lagi menuju spot danau ubur-ubur atau jelly fish lake. Butuh waktu tempuh kurang lebih dua jam dari reef 1 ke danau ubur-ubur.
Jangan mengira mengamati ubur-ubur di Togean di laut lepas ya. Ubur-ubur di Togean bisa kita lihat dan pegang di danau.
Baca juga: Hati-hati! Lakukan Hal Ini Jika Bertemu Ubur-Ubur Saat Menyelam
Tak ada ombak, air di danau ubur-ubur tampak tenang. Tak harus ke tengah danau, cukup lima meter di pinggir danau kita sudah bisa mendekati ubur-ubur yang warnanya coklat muda.
Awalnya Trisno (40), seorang wisatawan, ragu untuk nyemplung ke danau. Takut disengat ubur-ubur.
Namun setelah dijelaskan oleh Owan, pemandu wisata yang menemani, bahwa ubur-uburnya tidak menyengat, baru Trisno memberanikan diri masuk ke dalam danau.
Ia malah berani menyentuh dan memegang ubur-ubur. Dan hasilnya, ia begitu takjub.
“Saat kita pegang ubur-ubur diam tidak bereaksi. Iya hanya mengapung, kenyal rasanya kalau kita pegang, kayak agar-agar,” kata Trisno.
Puas bercengkrama dengan ubur-ubur, saatnya kembali ke penginapan. Wajah para wisatawan ini begitu puas.