Warga Kampung Lembah Wajur, Petrus Ngempeng dan Matias Dandung menjelaskan warga setempat sudah terbiasa melihat lautan awan. Sebab lautan awan ini jadi fenomena unik yang muncul hanya pada pagi hari dari Juni sampai Oktober.
Ngempeng dan Dandung mengatakan dengan bantuan media sosial, lautan awan di Kampung Wajur jadi terkenal.
"Perlahan-lahan Kampung Lembah Wajur semakin terkenal di seluruh dunia. Ini peluang bagi warga setempat gencar mempromosikan kampung ini," kata Ngempeng.
Sayangnya akses jalan menuju Kampung Wajur terbilang belum memadai. Yohanes Petrus Elmiance yang rutin ke Kampung Lembah Wajur untuk melakukan ritual adat menyebutkan daerah Manggarai Barat kaya akan potensi wisata.
"Akses jalan dari Golowelu, Ibukota Kecamatan Kuwus hingga di Kampung Wajur masih berlubang-lubang. Bagi pengendara motor dan mobil berhati-hati saat melintasi jalan tersebut," sebut Yohanes Petrus Elmiance.
Baca juga: Wisata Flores, 9 Pantai Tersembunyi di Pesisir Selatan Manggarai Timur
Selain melihat lautan awan di pagi hari, Kampung Wajur punya potensi wisata lain. Ngempeng dan Dandung menjelaskan ada Ngempeng dan Dandung menjelaskan ada Haong Molah Kolang atau lebih dikenal bunga edelweis.
Masih ada air terjun dengan ketinggian ratusan meter bernama Air Terjun Sunsa Horong. Air terjun lain di Kampung Lembah Wajur adalah Air Terjun Waepahang. Belum lagi tradisi warga yang unik, yakni tradisi wonok.
Tradisi wonok ini diwarisi oleh mendiang Nikolaus Dahu ketika warga setempat mengambil binatang melata di daerah aliran sungai dengan menggunakan tangan langsung. Sedangkan Bunde adalah menangkap binatang air tawar dengan kain.
Wisatawan juga bisa melihat bagaimana penduduk Kampung Lembah Wajur bertani padi di bukit dengan sistem terasering.
"Jikalau potensi wisata di promsoikan terus maka kampung ini akan ramai dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara," jelas Dandung.
Baca juga: Puncak Watu Api Melo, Tempat Terbaik Menyaksikan Matahari Terbenam di Ujung Barat Pulau Flores