Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Modal untuk Jadi Penyeduh Teh Terbaik

Kompas.com - 20/11/2019, 06:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Association of Indonesia Specialty Tea (AISTea) telah menyelenggarakan Kompetisi Menyeduh Teh Indonesia (Indonesia Tea Brewing Competition/ITBC) 2019 di Jakarta, pada 14-15 November 2019.

Kompetisi tersebut dimenangkan oleh Lydia Natalia, seorang barista yang mewakili PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks).

Kepala Juri ITBC 2019 sekaligus Humas AISTea, Ratna Somantri mengatakan, Lydia pantas untuk menjadi contoh seorang tea brewer professional dalam menyajikan teh, baik classic tea maupun variasi minuman teh (signature beverage).

Baca juga: Promosi Teh Asli Indonesia Lewat Indonesia Tea Brewing Championship

 

Setidaknya ada empat alasan mengapa Lydia bisa memenangkan kompetisi tersebut.

Alasan pertama adalah pemahaman mengenai teh yang diseduh. Menurut Ratna, Lydia mampu menceritakan dengan baik tentang teh yang akan diseduh, mulai dari dimana lokasi penanaman, hingga prosesnya.

"Penyampaian presentasi juga dilakukan dengan cara menarik dan mudah dipahami, sehingga membuat orang yang mendengar tertarik dengan teh dan perkebunan tehnya," kata Ratna sesuai siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Sementara alasan kedua adalah, teknik menyeduh teh yang tepat. Meskipun menggunakan alat seduh modern saat mengikuti lomba, namun penyeduhan yang sempurna membuatnya dapat menonjolkan kelebihan dan menutupi kekurangan tehnya.

Teh yg diseduh Lydia adalah Silver Tip white tea dari Perkebunan Teh Liki. Menurut Ratna, teh tersebut akan terasa sangat ringan jika diseduh oleh orang yang tidak memahami caranya.

"Tapi Lydia bisa membuat tehnya menjadi aromatik dengan kompleksitas flavor yang membuat peminumnya sangat menikmati setiap tegukan tehnya. Tidak hanya itu, aftertaste yg manis membuat tehnya menjadi istimewa,"kata dia.

Baca juga: Barista Kopi Mulai Terjun Belajar Teh

Ilustrasi teholgakr Ilustrasi teh

Alasan ketiga adalah rasa yang seimbang. Pada kategori signature beverage, Lydia juga menggunakan white tea dari Liki namun diolah dengan metode cold brew dan menambahkan buah serta cinnamon.

Menurut Ratna, pembuatan minuman ini tergolong sederhana tetapi memiliki rasa seimbang. Bahan tambahannya tidak menutupi tehnya namun justru mengangkat kelebihannya sehingga menjadi lebih kuat.

"Minuman teh Indonesia tersebut begitu elegant, disajikan dengan cantik tanpa terlalu banyak aksesoris," ucapnya.

Baca juga: Tradisi Minum Teh di Praja Mangkunegaran yang Penuh Makna

Sikap atau attitude juga menjadi poin plus bagi Lydia memenangkan kompetisi tersebut. Lydia menunjukan profesionalisme selama presentasi dan menyajikan teh. Menurut Ratna, profesionalisme sangat penting bagi seorang tea bewer.

"Prinsipnya tea brewer itu melayani orang yang meminum teh. Kita harus memperlakukannya dengan hormat. Ini prinsip yang sudah ada sejak dulu teh dikenal di China, dan masih harus dipakai di era modern," kata dia.

Jajaran pemenang dan juri (Indonesia Tea Brewing Competition/ITBC) 2019.Dok. AISTea Jajaran pemenang dan juri (Indonesia Tea Brewing Competition/ITBC) 2019.

Tidak hanya Lydia, barista lainnya yaitu Emerentiana Hanjaya dari Sanka Bira juga menyabet posisi Best Classic Tea ITBC 2019. Dalam kompetisi tersebut, dia menyeduh teh Wumei Oolong dari Tobawangi, Sukabumi. Teh tersebut memiliki karakter leci, madu dan almond.

"Hasil seduhannya bisa menampilkan karakter khas tehnya, menonjolkan kelebihan tehnya dan menutupi kekurangannya," tutur Ratna.

Adu kreativitas sangat menonjol dalam kategori Signature Beverage. Masing-masing peserta menampilkan bebagai bahan campuran, lengkap dengan aksesorisnya yang menarik.

Meskipun demikian, Ratna mengatakan, bahan campuran dan aksesoris tersebut bukan segalanya.

"Banyak yang bikin minuman signature pake segala macam kehebohan, tapi melupakan teh sebagai karakter utamanya,"ujarnya.

Menurut Ratna, signature drink yang baik harus bisa membuat teh yang biasa menjadi luar biasa. Misalnya saja yang dilakukan pemenang Best Siganture Beverage, Cakra Virajati.

Baca juga: Main ke Malang? Jangan Lupa Hirup Udara Sejuk di Kebun Teh Wonosari

 

Pada ITBC 2019, dia menggunakan teh Sencha dari Perkebunan KBP Chakra di Ciwidey, Bandung.

Minuman itu ditambah dengan tomat untuk menguatkan rasa umami dari teh tersebut. Selain itu Chakra juga menambahkan jeruk limau untuk kesegaran dan tabasco untuk kejutan.

"Hasilnya, rasa baru bisa tercipta dalam minuman itu namun tehnya tetap terasa. Rasa barunya membuat orang menerka nerka, ini apa ya? Ada efek wow juga, "ujarnya.

Pemenang utama akan diberangkatkan untuk meninjau Kompetisi Menyeduh Teh Tingkat Dunia di Shanghai, Cina, pada Mei 2020. Para pemenang juga mendapatkan hadiah seperangkat alat menyeduh teh dari sponsor, kelas private bersama Ratna Somantri dan William Wongso, dan tour ke perkebunan teh di Ciwidey.

Indonesia Tea Brewing Competition 2019 diikuti oleh 24 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap peserta wajib membuat teh klasik (classic tea) dan variasi minuman teh (signature beverage).

Untuk posisi runner up dimenangkan oleh Joni Warinto dari Kedai Teh Kalasan, Jogjakarta. Kategori Best Classic Tea Brewing dimenangkan oleh Emerentiana Hanjaya dari Sanka Bira tea, Tangerang. Sementara kategori Best Signature Drink dimenangkan oleh Cakra Virajati dari Lombok.

Baca juga: Tidak Sulit Membuat Teh Telur Khas Padang Agar Tidak Amis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com