Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Candi Mendut, dari Makara Hingga Relief Dewa-Dewi

Kompas.com - 20/11/2019, 20:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Makara dipercaya oleh orang-orang zaman dulu telah disuwuk (bahasa Jawa) atau diberi kekuatan gaib, sehingga saat ada energi negatif yang hendak masuk Candi Mendut, maka akan terpental dengan sendirinya.

Nah, di bawah Makara terdapat sebuah arca yang mirip kurcaci dan diketahui bernama Gana.

"Tugas Gana ini memang untuk menopang bangunan candi. Mereka ini sebenarnya anak buah dari Syiwa yang memang ditugaskan untuk menopang alam semesta," lanjut Louie.

Baca juga: 5 Kuliner Lezat dari Yunani, Negeri Para Dewa

Dewi Hariti dan Dewa Kuwera

Sebelum masuk ke ruangan utama candi atau Garbo Griya, wisatawan akan menemukan dua relief yang begitu unik dan sarat akan cerita inspiratif. Istimewanya, relief ini hanya terdapat di Candi Mendut.

Kedua relief ini mengisahkan dua cerita dari dewa dewi berbeda--Dewi Hariti dan Dewa Kuwera.

Louie menguraikan, cerita Dewi Hariti hanya ada di dalam tradisi agama Budha.

Baca juga: Mampir ke Candi Cetho, Candi Hindu di Lereng Gunung Lawu

Lanjutnya, sebelum menjadi seorang ibu yang baik, Hariti merupakan seorang raksasa perempuan yang jahat.

"Dia dulu suka makan anak kecil, hingga suatu hari ketika mencari anak kecil di suatu desa, ia bertemu dengan Sang Budha. Ketika bertemu, Sang Budha mengatakan bahwa Hariti jangan memakan anak kecil, melainkan makan dirinya saja," kata Louie.

"Kemudian, Hariti mencoba memakan Sang Budha, namun tak bisa, lalu tersangkutlah sang Budha di tenggorokan Hariti, dan Hariti meminta pengampunan serta berjanji tidak akan makan anak kecil lagi," lanjutnya.

Relief Dewi Hariti di Candi Mendut, menggambarkan kisah seorang raksasa perempuan yang dulu jahat dan suka memakan anak kecil, lalu bertobat menjadi penyayang anak-anak karena bertemu Sang Budha.Nicholas Ryan Aditya Relief Dewi Hariti di Candi Mendut, menggambarkan kisah seorang raksasa perempuan yang dulu jahat dan suka memakan anak kecil, lalu bertobat menjadi penyayang anak-anak karena bertemu Sang Budha.
Kemudian, dikisahkan Hariti meminta pengampunan dan meminta agar dirinya dilahirkan kembali.

Hariti meminta agar dilahirkan sebagai seorang yang menyayangi anak kecil.

Permohonan itu dikabulkan Sang Budha dan hingga kini umat Budha menjadikan Hariti sebagai media doa bagi mereka yang susah memiliki keturunan.

Baca juga: Menikmati Matahari Terbit dengan Latar Candi Borobudur Berkabut, Indahnya...

"Selain itu, dia juga sebagai lambang keharmonisan keluarga," lanjutnya.

Beralih dari cerita Dewi Hariti, relief berikutnya yang istimewa adalah relief Dewa Kuwera yang tak lain adalah suami dari Dewi Hariti.

Perbedaannya dengan Dewi Hariti, relief ini diceritakan kembali dalam tradisi Hindu. Tradisinya, Kuwera dipercaya sebagai dewa yang menjaga kekayaan dunia.

Relief Dewa Kuwera, suami Dewi Hariti di Candi Mendut, menggambarkan kisah tentang raksasa laki-laki yang dulunya jahat, namun menjadi baik setelah bertemu Budha.Nicholas Ryan Aditya Relief Dewa Kuwera, suami Dewi Hariti di Candi Mendut, menggambarkan kisah tentang raksasa laki-laki yang dulunya jahat, namun menjadi baik setelah bertemu Budha.
Namun, menurut versi agama Budha, sama seperti Dewi Hariti, Dewa Kuwera juga merupakan seorang raksasa laki-laki yang jahat.

Kemudian dia bertemu dengan Sang Budha dan minta didoakan agar dilahirkan kembali menjadi seorang bapak yang mencintai anak-anak.

Baca juga: Candi Borubudur dan Efek Domino ke Pariwisata Magelang

Louie menjelaskan, arti yang hendak disampaikan pembuat relief ini sebenarnya untuk membawa pesan bahwa sebelum masuk ke ruangan utama candi, siapa pun harus menyelesaikan kehidupan pribadi dan keluarga.

"Ini sebenarnya nilai-nilai dasar, sebelum orang menjejakkan kaki menuju ke jenjang spiritualitas yang lebih tinggi, mereka sudah harus rampung terlebih dulu dengan urusan rumah tangga dan segala macamnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com