Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Unsur Yunani Kuno di Relief Candi Pawon

Kompas.com - 20/11/2019, 21:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


MAGELANG, KOMPAS.com - Candi Pawon memiliki keunikan pada ragam hiasan yang mengelilinginya.

Dinding-dinding luar candi dihias dengan tiga relief unik yang menjadi cerita: kinara-kinari, simbol waktu dan unsur Yunani kuno.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi Candi Pawon yang berlokasi di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, pada Rabu (13/11/2019).

Cerita pertama dimulai dari kisah relief kinara-kinari yang menghiasi dinding luar candi.

Baca juga: Tips Memotret Relief Candi Borobudur untuk Dapatkan Foto Terbaik

Menurut Tim Ahli Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, Louie Buana, makhluk kinara-kinari yang berwujud setengah manusia dan setengah burung ini kerap bermain musik di tepi sungai atau mata air Sungai Elo dan Sungai Progo.

"Mereka punya suara yang indah, mereka jago bermain sitar, dan bisa memainkan alat musik apapun," kata Louie.

Kinari ini ternyata mempunyai teman yang sama-sama makhluk mitologi bernama Gandaruwa. Fungsi Gandaruwa sama seperti Kinari, menjaga kahyangan dan pusaka-pusaka para dewa.

Louie Buana, salah satu Tim Ahli Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, tengah menceritakan cerita Kinara-Kinari dan menunjukkan relief tersebut kepada para peserta Famtrip Jurnalis, Rabu (13/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Louie Buana, salah satu Tim Ahli Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, tengah menceritakan cerita Kinara-Kinari dan menunjukkan relief tersebut kepada para peserta Famtrip Jurnalis, Rabu (13/11/2019).
Louie mengatakan, dalam kitab Arjunawiwaha, dikisahkan bahwa Gandaruwa menikah dengan Kinari.

Salah satu versi mengatakan Gandaruwa dan Kinari itu makhluk sejenis, namun ada juga yang mengatakannya berbeda.

Selain itu, di atas relief Kinara-Kinari, terdapat sebuah relief yang diketahui bernama Widyadari untuk perempuan, dan Widyadara untuk laki-laki. Wujud keduanya seperti bidadari.

Dahulu, menurut Louie, peran keduanya jika dibaca dari teks-teks Jawa Kuno amat banyak.

Baca juga: Kisah Cinta yang Tak Terekspos di Relief Candi Borobudur

Widya berarti ilmu pengetahuan atau ilmu suci yang turun dari para dewa, jadi fungsi mereka adalah untuk menurunkan ilham atau titah dari dewa kepada para begawan-begawan dan pujangga.

"Makhluk yang kita kenal dengan bidadari-bidadari itu dikisahkan dalam naskah Jawa Kuno, terlahir dari pohon bagaikan embun yang jatuh dari tangkai-tangkai bunga," kata Louie.

"Dan ketika jatuh, mereka terbang, lalu jadilah widyadara, widyadari, kinara-kinari, gandaruwa," lanjutnya.

Baca juga: Wisata Baru di Candi Borobudur

Tepat di atas pintu masuk ruangan dalam candi, terdapat relief dari Kala yang menyimbolkan waktu.

Ini menandakan bahwa sejak dulu, masyarakat sudah mengenal istilah ruang dan waktu.

Hal ini juga menunjukkan bahwa ilmu fisika sudah maju sejak dulu.

Namun, karena masyarakat saat itu tidak bisa mendeksripsikan waktu, maka mereka menggambarkan wujud waktu dengan rupa Batarakala.

Wujud penggambaran waktu dengan rupa Batarakala di Candi Pawon. Letaknya berada di ambang pintu masuk ke dalam ruangan Candi Pawon.Nicholas Ryan Aditya Wujud penggambaran waktu dengan rupa Batarakala di Candi Pawon. Letaknya berada di ambang pintu masuk ke dalam ruangan Candi Pawon.
Wujud penggambaran waktu yang tampak mengerikan dengan rupa Batarakala ini karena waktu dapat memakan segala sesuatu.

"Tidak ada satu pun makhluk, bahkan dewa sekalipun bisa luput dari terkaman waktu. Jadi semua ditelan oleh Kala. Sejak saat itu, Kala selalu ditempatkan di ambang pintu, karena semua yang masuk pasti akan ditelan oleh waktu," jelasnya.

Candi Pawon juga memiliki hal menarik lainnya yang tak banyak diketahui wisatawan.

Baca juga: Ruwatan Murwakala, Tradisi Jawa Kuno yang Masih Eksis di Candi Kidal

Hal ini terpancar dari adanya unsur Yunani Kuno di candi. Unsur tersebut terlihat dari simbol halo atau bundaran di atas kepala dewa yang ada di relief.

"Ini adalah lingkaran halo, yang kalau dalam istilah ikonografi Jawa namanya Sirascakra. Sirah kan artinya kepala, dan cakra itu lingkaran. Sirascakra ini biasanya menghiasi tokoh yang dianggap suci, dewa," kata Louie.

"Nah kalau di Yunani Kuno kan biasanya seperti itu, sama juga kita temukan di gereja," lanjutnya.

Relief di Candi Pawon yang menggambarkan salah satu Dewa yang memiliki lingkaran halo di atas kepalanya. Lingkaran ini mengadaptasi unsur Yunani Kuno.Nicholas Ryan Aditya Relief di Candi Pawon yang menggambarkan salah satu Dewa yang memiliki lingkaran halo di atas kepalanya. Lingkaran ini mengadaptasi unsur Yunani Kuno.
Menurut Louie, lingkaran halo dapat sampai ke tanah Jawa dari Yunani Kuno karena perjuangan Alexander, seorang Raja Kekaisaran Mekadonia, sebuah negara di daerah timur laut Yunani.

Ia berangkat dari Makedonia kemudian menaklukan Persia, Mesir dan peradaban besar lainnya kala itu. Lalu ia lanjut hingga sampai di India.

Baca juga: Mampir ke Candi Cetho, Candi Hindu di Lereng Gunung Lawu

"Lalu ia membangun kerajaan, di situlah terjadi yang namanya proses helenisasi. Jadi dia memasukkan unsur-unsur Yunani Kuno ke dalam kebudayaan Persia, Mesir, dan India," kata Louie.

"Nah, salah satu efek dari itu adalah sirascakra atau Halo yang dari India kemudian masuk ke Jawa," lanjutnya.

Tak hanya itu, ada juga relief-relief corinthians yang dapat ditemukan di Candi Pawon.

Corinthians diadaptasi dari arsitektur klasik tradisi Yunani dan Romawi yang lalu disesuaikan dengan tokoh-tokoh di Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com