Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Gedung Pegadaian Pertama di Indonesia, Berdiri Tahun 1901

Kompas.com - 22/11/2019, 11:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.COM – Rumah kecil dengan tiga ruangan tersebut memiliki koleksi barang antik seputar kegiatan gadai seperti timbangan, alat hitung, dan alat ketik. Saya sedang berada di Museum Pegadaian yang bertempat di Sukabumi, Jawa Barat.

Kesan rumah tua khas Belanda langsung terasa kala saya berjalan di dalam ruangan yang dipenuhi benda antik tersebut.

Terletak di Jalan Pelabuhan II Citamiang, Kota Sukabumi, museum ini berdiri bersebelahan dengan kantor Pegadaian Sukabumi yang masih beroperasi.

Baca juga: Dekat dengan Jakarta, Sambangi 5 Destinasi Eksotis di Sukabumi

 Museum ini menempati rumah paling bersejarah dalam sejarah aktivitas gadai di Indonesia. Rumah tua tersebut adalah lokasi kantor Pegadaian pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1901 lalu.

Diresmikan sejak April 2010, museum ini jadi museum satu-satunya di Indonesia yang menyimpan catatan sejarah aktivitas gadai di Indonesia.

Koleksi yang terdapat di museum ini tidak hanya berasal dari Pegadaian Sukabumi saja. Namun juga benda bersejarah dari pegadaian lain se-Indonesia terutama yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kumpulan beberapa nota yang jadi rekaman transaksi di Pegadaian Kumpulan beberapa nota yang jadi rekaman transaksi di Pegadaian

Koleksi yang ada di dalam museum ini beraneka macam. Ada beragam surat yang jadi catatan sejarah banyak transaksi yang pernah berlangsung. Surat-surat tersebut disimpan dan disusun rapi dalam lemari kaca.

Di ruangan lainnya, saya menemukan jejeran lemari kaca yang berisikan alat-alat untuk membantu aktivitas pegadaian.

Seperti bende atau semacam gong untuk memanggil para warga berkumpul jika ada aktivitas lelang di balai warga. Ada juga mesin ketik kuno, timbangan surat, dan sempoa sebagai alat penghitung.

Baca juga: Ekspedisi Sejarah di Museum Bank Indonesia

Bergeser ke ruang tengah, terdapat jejeran sepeda tua yang digantung. Sepeda-sepeda ini dulu digunakan sebagai kendaraan operasional para pegawai pegadaian.

Lalu di ruangan terakhir ada koleksi yang paling menarik dengan informasi tentang perjalanan sejarah pegadaian di Indonesia.

Ternyata aktivitas gadai telah dikenal oleh masyarakat Nusantara sejak masa penjajahan Belanda. Tepatnya sejak 1700-an, saat ada VOC dengan kepemimpinan banyak gubernur jenderal.

Lini masa yang dikemas jadi infografis berukuran besar tersebut mendominasi dinding di ruangan tersebut. Para pengunjung bisa membaca dengan lengkap sejarah perjalanan Pegadaian di Indonesia hingga kini berstatus sebagai BUMN.

Ruangan berisi infografis sejarah pegadaian di Indonesia Ruangan berisi infografis sejarah pegadaian di Indonesia

Sayangnya, kondisi Museum Pegadaian ini sedikit memprihatinkan. Banyak koleksi yang tak terurus kebersihannya terlihat dari tebalnya debu yang menutupi.

Tak hanya itu saja, Museum Pegadaian ini juga tidak memiliki pemandu khusus yang bisa menjelaskan secara rinci soal sejarah tiap koleksi di dalam museum.

Museum pun tak berpendingin ruangan, membuat suasana panas Sukabumi saat siang hari jadi begitu terasa. Hal-hal tersebut juga membuat pengunjung museum ini begitu sepi.

Namun jika kamu sedang berada di Kota Sukabumi, tak ada salahnya untuk berkunjung ke sini. Tiket masuknya gratis, Museum Pegadaian ini buka setiap Senin-Jumat mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB.

Bagi kota yang berkunjung ke Sukabumi menaiki kereta api, letak museum ini tak terlalu jauh dari Stasiun Kotabumi. Cukup berjalan kaki sejauh 750 meter saja.

Baca juga: Wisata Komplet tapi Dekat Jakarta? Datanglah ke Geopark Ciletuh...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com