Di Stasiun Senen, para porter tampak berseragam, lengkap dengan tulisan porter di bagian belakang, serta namanya di bagian saku depan.
Salah satu porter Stasiun Pasar Senen, Mamat (55), mengaku telah menggelutif profesi ini selama tiga dekade.
Baca juga: Cara Beli Tiket Kereta Melalui KAI Access
Ia merasa sampai saat ini hidupnya tercukupi meski tidak memiliki gaji dan tak ada tarif tetap ketika bekerja sebagai porter.
"Biasa ngasih sih penumpang ada yang Rp 20.000, kadang ada juga yang Rp 35.000, paling mentok itu Rp 35.000, cukup lah segitu," kata Mamat yang tinggal di Tinggi, Jakarta Pusat.
Mamat mengatakan, karena sudah mulai lanjut usia, dirinya tidak bisa mengangkat terlalu banyak barang. Ia mengaku hanya bisa mengangkat dua barang bawaan penumpang.
Sementara itu, porter lain, Hadi Sucipto (70), mengakui jika tidak ada tarif yang dipatok untuk jasanya. Penumpang biasa membayar jasanya di angka Rp 20.000 - Rp 30.000.
Sementara itu, penumpang yang memakai jasa porter rata-rata didominasi oleh penumpang lanjut usia. Karena kesulitan membawa barang banyak, biasanya memilih memakai jasa porter.
"Saya pakai porter ini karena lihat aja mas, barang bawaan saya sama bapak itu banyak banget, berat," kata Dewi (57).
"(Apalagi) kami sudah tua, susah bawa banyak begini, kemarin diantar anak. Mereka gak ikut, ya saya sampai stasiun pasti pakai porter," lanjutnya.
Baca juga: Uniknya Nama Kereta Api, Terinspirasi dari Gunung Hingga Ular
Dewi mengaku memilih porter yang masih muda. Hal ini dikarenakan dirinya merasa iba dengan porter yang sudah terlihat tua akan kesulitan membawa barang berat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.