Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah Pesan, Ini Bedanya Tengkleng dan Tongseng

Kompas.com - 27/11/2019, 10:25 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Apa bedanya tengkleng dengan tongseng? Kedua makanan ini biasanya berbahan dasar kambing. Oleh karena itu, makanan ini kerap diburu para pecinta makanan olahan kambing.

Baca juga: Mudik Lewat Yogyakarta, Ada Tongseng Bebek Tanpa Micin di Resto Ini...

Tengkleng dan tongseng yang sama-sama berasal dari Jawa Tengah ini memiliki citarasa yang berbeda.

Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, menjelaskan apa perbedaan kedua masakan ini.

"Beda sekali, kalau tongseng itu adalah masakan daging sapi atau kambing yang dicampur dengan sayuran lunak sepeti tomat dan kubis lalu yang dibumbui dengan kuah gulai dan diberi kecap," jelas Prof Dr. Ir Murdijati-Gardjito saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Ia pun menjelaskan isian dari tengkleng. Menurutnya, tengkleng tidak memakai sayur-sayuran.

"Hanya tulang saja, tulang, dan organ-organ dalam seperti hati, babat, pokoknya yang murah-murah. Lalu ada otak yang dibungkus dengan daun, supaya tidak hancur saat dicampur dengan tulang," katanya.

Walaupun sama-sama mengunakan kuah gulai sebagai campurannya. Hal membedakan lainnya adalah tongseng menggunakan kecap, cabai, tomat, dan kubis.

Bagian kambing yang digunakan dalam tongseng mulai dari kulit kepala, lidah, hati, atau dagingnya itu sendiri.

Sejarah tengkleng

Jika ditarik lebih jauh, tengkleng memiliki sejarah yang cukup pilu. Hidangan satu ini lahir dari kesengsaraan rakyat pada masa penjajahan. Saat itu, masyarakat hanya mampu membeli "limbah" dari kambing yaitu bagian tulang dan jeroan.

"Itu dinamakan tengkleng karena, kalau ditaruh di piringnya orang miskin dulu, terbuat dari gebreng (semacam seng) itu bunyinya kleng-kleng-kleng," jelas Prof Dr. Ir Murdijati-Gardjito.

Ia menjelaskan bagian daging dari kambing pada masa itu, dihidangkan untuk para tuan dan nyonya orang Belanda dan para priyayi.

"Dan rakyatnya makan tulang dan daging yang masih melekat di tulang itu. Tapi pada zaman global ini nyesepi tulang, nitili tulang itu menjadi suatu keasyikan tersendiri," sambungnya.

Cara pembuatan tengkleng melewati proses direbus hingga ekstrak dari tulangnya keluar. Rasanya pun jadi semakin gurih saat disantap, ditambah dengan kuah gulai yang mengandung banyak bumbu dan rempah di dalamnya.

Menu tengkleng gajah tongseng merupakan salah satu menu favorit yang disajikan Warung Tengkleng Gajah berkuah kental bercita rasa khas dengan tulang dan daging kambing berukuran besar. Warung ini berlokasi di Sleman, DI Yogyakarta.KOMPAS.COM/ADHIKA PERTIWI Menu tengkleng gajah tongseng merupakan salah satu menu favorit yang disajikan Warung Tengkleng Gajah berkuah kental bercita rasa khas dengan tulang dan daging kambing berukuran besar. Warung ini berlokasi di Sleman, DI Yogyakarta.

"Itu semakin lama diolah kuahnya semakin enak, karena diekstraknya semakin lama. Jadi itu ekstraknya semakin banyak keluar. Itu kalau di dunia kuliner, membuat kaldu itu kalau yang warnanya tua, itu berarti dibuat dengan ekstrak tulang," paparnya

Baca juga: Sehari Habiskan Delapan Kambing, Ini Rahasia Kenikmatan Tengkleng Mbak Diah

Kemudian untuk menyenpurnakan cita rasanya, dibumbui dengan bumbu gulai. Bumbu ini pun diharapkan akan mengurangi rasa yang tidak disukai dari air rebusan tulang yang cenderung amis.

Sensasi memakan tengkleng semakin nikmat saat menghisap secara sedikit demi sedikit sumsum yang ada di tulang kambing. Selain itu, makan tengkleng semakin sedap saat mulai melepaskan serta mengigit perlahan sisa daging yang melekat di tulangnya.

"Kalau tengkleng itu asyik cara memakannya, kalau tongseng itu nikmat memakannya. Sekarang, sego gule, tongseng kambing, tengkleng itu sudah menjadi makanan elit," kata Dr. Ir Murdijati-Gardjito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com