Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2019, 18:12 WIB

TANJUNG PINANG, KOMPAS.COM – Arsitektur megah layaknya tembok China langsung menyambut saat saya tiba di komplek Vihara Ksitigarbha Bodhisattva. Tempat ini lebih familiar disebut Vihara 1000 Patung.

Di bagian depan kompleks, pengunjung akan disambut dengan patung Budha setinggi kurang lebih lima meter. Di belakangnya terdapat benteng yang mirip dengan tembok China. Namun daya tarik utama vihara yang berlokasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, ini tak terletak di sana.

Baca juga: Perahu Jong, Uniknya Permainan Tradisional dari Kepulauan Riau

Pengunjung harus berjalan ke arah kiri patung, mengitari jalan yang di sepanjang dinding dan pagar sebelah kirinya memiliki banyak pahatan yang menggambarkan sejarah Budha. Pahatan tersebut terus berderet di sepanjang pagar hingga ke halaman belakang vihara, tepat di balik benteng.

Di sana ratusan patung Budha berderet rapi membentuk barisan mirip penonton di sebuah stadion mini. Jika dilihat sekilas, mungkin pengunjung tak akan mampu membedakan satu patung dengan yang lain.

Namun ketika diperhatikan, patung-patung tersebut ternyata memiliki wajah yang berbeda satu sama lain.

“Jadi patung-patung Budha ini punya ekspresi yang berbeda satu sama lain. Konon katanya, ini adalah seluruh ekspresi Budha ketika dalam wujud manusia,” jelas Raja Farul, pemandu wisata kami.

Beberapa wujud Buddha yang digambarkan dalam patung di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Beberapa wujud Buddha yang digambarkan dalam patung di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
Patung-patung ini sebenarnya tak mencapai angka seribu. Namun, untuk menyederhanakan penyebutan, maka disebutlah vihara ini sebagai Vihara 1.000 Patung. Patung-patung ini juga disebut sebagai Arahat.

Terletak di Jalan Asia Afrika KM.14, vihara ini mulai dibangun sejak tahun 2004 lalu. Akhirnya setelah pembangunan selama 12 tahun, pada 2016 lalu vihara ini mulai dibuka untuk umum.

Patung-patung ini merupakan sumbangan dari para jamaat. Satu orang bisa menyumbang uang untuk satu patung. Maka dari itu di bagian bawah patung, terdapat batu berbentuk persegi yang dipahat dengan aksara China bertuliskan nama orang yang menyumbang uang untuk patung tersebut.

“Konon katanya patung-patung ini dipahat oleh gadis yang belum menikah. Dipahatnya di China sana, lalu dikirim ke sini. Dibuat dari batu granit muda,” ujar Farul.

Baca juga: 6 Wisata Kepulauan Riau, Kecantikannya Tak Perlu Diragukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+