Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf Ajak Perguruan Tinggi Bahas Ekonomi Kreatif Nasional

Kompas.com - 27/11/2019, 20:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengadakan acara bertajuk Creative Economy Review pada Selasa (26/11/2019). Kemenparekraf bekerja sama dengan institusi perguruan tinggi dan melibatkan stakeholder Ekraf.

Jalannya acara membahas kondisi ekraf nasional dan bagaimana propspek ke depannya. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, yang turut hadir dalam acara mengatakan soal pemetaan potensi Ekraf menjadi sangat penting.

"Pemetaan potensi ekonomi kreatif sangat penting untuk menyusun grand strategi guna mencapai tujuan nasional di sektor ekonomi kreatif," kata Angela dalam kata sambutannya di Balai Kartini Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Bagaimana Nasib Ekonomi Kreatif Ketika Bergabung dengan Pariwisata?

Angela juga menyebut bahwa salah satu fenomena global yang saat ini sedang terjadi adalah pergeseran era ekonomi baru yaitu ekonomi kreatif (ekraf).

Ia berharap dengan semakin berkembangnya teknologi, ekraf akan terus mempunyai peluang untuk berkembang jika mampu memanfaatkan dengan baik.

"Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ekraf juga diharapkan mampu menjadi kekuatan baru di masa mendatang," lanjutnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo bersama jajaran Direksi Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif membuka acara Creative Economy Review 2019 dengan menabuh drum, Selasa (26/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo bersama jajaran Direksi Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif membuka acara Creative Economy Review 2019 dengan menabuh drum, Selasa (26/11/2019).
Berdasarkan hasil survei BPS yang dikutip dari Opus Creative Economy Outlook 2019, Produk Domestik Bruto (PDB) Ekraf selalu meningkat setiap tahunnya.

Pada 2017, PDB Ekraf mencapai Rp989 triliun dan diprediksi tembus Rp 1.100 triliun di tahun berikutnya.

Dua tahun kemudian, diperkirakan mencapai Rp 1.211 triliun atau 9,6 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Dengan dilakukannya riset dan membahas prospek Ekraf ke depan, diharapkan kontribusi PDB akan terus mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang.

Sementara itu, jumlah tenaga kerja sektor ekonomi kreatif yang menjadi salah satu indikator keberhasilan juga mengalami kenaikan.

Creative Economy Review membahas tiga topik utama, yaitu Konsep Kreativitas dan Inovasi untuk Pembangunan Ekosistem Kreatif, Strategi Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi Kreatif, serta Riset Tematik - Sektoral untuk Penciptaan Nilai Tambah Ekonomi Kreatif.

Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Wawan Rusiawan mengatakan saat ini ekraf masih dalam tahap transisi bergabung ke kementerian pariwisata.

"Nanti akan saling mengisi dan berkoordinasi. Walaupun nanti dari sisi kebijakan akan fokus pada 5 destinasi super prioritas. Tapi tentu di sektor ekraf ini kita juga harus lakukan pendekatan khusus. Harapannya ke depan kita semakin masif. Letak nyawa ada pada tempat kreatif, tidak hanya fisiknya saja, harus bisa direplikasi di tempat lain," ujar Wawan. 

Sementara CEO Kebun Ide dan M Bloc Space, Handoko Hendroyono mengatakan ekonomi kreatif dan pariwisata memiliki kedekatan yang signifikan.

M Bloc Space, sebuah ruang kreatif baru bagi muda-mudi Jakarta yang baru diresmikan 26 September 2019.Albertus Eka M Bloc Space, sebuah ruang kreatif baru bagi muda-mudi Jakarta yang baru diresmikan 26 September 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com