Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bakmi Jawa di Solo, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 28/11/2019, 09:10 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rasanya yang manis, berwarna kecoklatan yang berkilau, dan tekstur yang nyemek, membuat bakmi jawa punya banyak penggemar.

Dari sepiring bakmi jawa menyimpan cerita perjalanan yang seru khususnya yang dijual di Solo, Jawa Tengah.

Dosen Sejarah Fakultas Sastra di Universitas Sanata Dharma, Heri Priyatmoko dihubungi  Kompas.com, Jumat (22/11/2019) menceritakan sejarah bakmi jawa di Solo yang menjadi kesukaan warga lokal dan wisatawan. 

Bakmi jawa di Solo menurut Heri sejatinya dibawa oleh orang perantauan yang berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta. 

Baca juga: Sejarah Bakmi hingga Jadi Favorit di Indonesia

Duhulu, para penjual bakmi jawa dari Gunungkidul ini bekerja di restoran China diperkerjakan orang Tionghoa. Lama bekerja di dapur, mereka mulai belajar dan handal membuat mie sendiri. 

Kecerdasan meracik bumbu, memilih dan menakar bahan baku, memadukan sayur mayur dan memformulasikannya ke dalam wajan, mereka lakoni tahap demi tahap demi menemukan titik puncak kelezatan kuliner tersebut.

"Selepas lihai memasak dan telah melewati berbagai eksperimen, para buruh yang cukup modal akhirnya memilih angkat kaki. Mereka ingin mandiri dengan mengais rejeki di jalan dengan gerobak," papar Heri. 

Bakmi jawa yang dulunya hanya dijual di restoran China dengan harga relatif mahal, hanya bisa dinikmati oleh kaum elit. 

Sejak adanya bakmi jawa yang dijual dengan gerobak keliling, membuat makanan satu ini menjadi merakyat.  Bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. 

"Dengan memasang harga relatif miring, masakan Tionghoa yang dijual di bahu jalan ini kelezatannya tak kalah disandingkan makanan serupa di restoran. Wong cilik hingga Tionghoa dari kalangan bawah juga dapat mencicipi, tanpa harus berpakaian rapi sebagaimana pelanggan restoran," jelas Heri

Ditambah lagi kultur ngiras atau jajan yang wong Solo membuat bakmi jawa semakin populer, dan juga disukai oleh wisatawan.  

Baca juga: Salah Kaprah Bakmi yang Sering Dikira Bak Berarti Babi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com