JAKARTA, KOMPAS.com - Hal unik begitu terasa ketika sebagian kecil warga Jakarta berkumpul bersama di sebuah terowongan.
Adalah Jakarta Berlin Festival (JAKBERFEST) 2019 yang menyatukan mereka pada Sabtu (30/11/2019) sore di Terowongan Kendal, Stasiun MRT Dukuh Atas.
Iringan musik gitar dari JakJazz bersama Barry Likumahuwa menambah meriah suasana kala itu. Musik jazz itu mampu menghibur pengunjung melewati Terowongan Kendal, yang letaknya dekat pintu keluar Stasiun MRT Dukuh Atas dan Stasiun Sudirman.
JAKBERFEST 2019 adalah momen peringatan 25 tahun kerjasama yang baik antara Jakarta dan Berlin.
Sejak tahun 1994, kerja sama yang disebut dengan Sister City ini menghasilkan ragam kolaborasi budaya yang mendorong kreativitas dan inovasi untuk pembangunan Jakarta.
"Rencana selanjutnya, Jakarta dan Berlin sedang mengerjakan proyek "smart change" untuk mencari solusi inovatif tentang kesinambungan pembangunan kota-kota berkembang. Semoga kerjasama seperti ini akan dapat dilakukan dengan kota besar lainnya di tahun-tahun mendatang," kata Anies, Sabtu (30/11/2019).
Ketika Kompas.com datang, terlihat banyak mural-mural di sekeliling dinding terowongan nan unik. Ternyata itu adalah hasil kolaborasi antara dua seniman beda negara, yaitu Snyder asal Jerman, dan Darbotz asal Indonesia.
Tema mural tersebut mengambil nama "Friends Mural" yang menggambarkan persahabatan, teknologi, dan budaya. Hasil karya Snyder dan Darbotz ini dapat dinikmati siapa saja yang melewati Terowongan Kendal.
Tampak juga mural bergambar transportasi umum di Jakarta, seperti Bajaj, Metro Mini menghiasi dinding terowongan ini.
Darbotz mengatakan, ia terinspirasi menggambar mural ini karena pemandangan kedua transportasi itu adalah yang paling sering dilihat sejak kecil, namun kini sudah tiada.
"Hal ini menjadi inspirasi karya mural saya di terowongan ini, yang dapat membuat orang bernostalgia dan juga pengetahuan bagi generasi muda saat ini," ujarnya.
Darbotz berharap, dengan adanya acara JAKBERFEST, semakin banyak ruang publik di Jakarta maupun kota lainnya yang dapat dihias oleh seniman lokal.
Selain itu, menurut Snyder, mural yang ada di Terowongan Kendal memang untuk dinikmati ataupun dikomentari oleh masyarakat yang melewatinya.
"Saya suka melihat orang-orang berinteraksi terhadap karya seni saya termasuk adanya komentar negatif dari mereka. Tidak seperti di dunia maya, di mana orang hanya mengomentari unggahan gambar yang tidak dilihat secara menyeluruh. Saya merasa karya seni di terowongan ini dapat menjangkau orang banyak dan itu memberikan arti untuk saya," kata Snyder.