Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2019, 17:02 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan, coba berkunjung ke Museum Bahari yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara.

Museum ini menyimpan barang-barang sarat sejarah tentang kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia. Saat ini, ada pameran kontemporer bertajuk "Perahu Tradisional Nusantara". Pameran ini berlangsung sejak 23 November 2019 hingga 22 Desember 2019.

Baca juga: 4 Koleksi Unik di Museum Bahari yang Buat Kamu Cinta Sejarah

Pameran ini seakan mengambarkan asal usul darah orang Indonesia. Ketika Kompas.com berkunjung pada Sabtu (30/11/2019) siang, tampak beberapa narasi besar bertuliskan beragam informasi tentang perahu tradisional Nusantara.

Narasi itu mulai dari pengenalan pengunjung mengenai migrasi bangsa Austronesia yang diperkirakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia hingga proses pembuatan perahu-perahu tradisional Nusantara.

Miniatur Perahu Janggolan, buatan orang Madura yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Miniatur Perahu Janggolan, buatan orang Madura yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Tak sendirian, Kompas.com dipandu oleh Firman Faturohman (27), pemandu wisata Museum Bahari. Ia begitu banyak bercerita mengenai isi dari pameran ini.

"Pameran ini dikuratori oleh Pak Bambang Budi Utomo, dari Arkeologi Nasional (Arkenas). Ini kan tentang perahu tradisional Nusantara, gambaran besarnya mau ngenalin ke pengunjung kalau misalkan Indonesia punya tradisi kebaharian yang kaya banget dari ujung Sumatera sampai Papua. Nah, dimulai dari migrasi bangsa Austronesia," kata Firman kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2019).

Melalui narasi migrasi bangsa Austronesia, dikatakan bahwa pemakaian perahu untuk mengarungi samudera dan lautan luas diperkirakan terjadi pada masa neolitik atau masa bercocok tanam. Hal ini diyakini telah terjadi sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Miniatur perahu Kajang, asal Kepulauan Riau yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Miniatur perahu Kajang, asal Kepulauan Riau yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Migrasi tersebut dapat terlaksana karena didukung oleh kemampuan menguasai teknologi pembuatan perahu sebagai saran untuk menyebrangi lautan luas.

"Bangsa ini dulunya mendiami daerah di sepanjang lembah Sungai Mekong dan Yunan di Cina Selatan," lanjut Firman.

Firman menambahkan, jika selama migrasi, bangsa Austronesia selain membuka lahan baru untuk pertanian juga mengembangkan pembuatan perahu yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk kebutuhan mencari ikan, pelayaran, dan migrasi.

Miniatur perahu Phinisi asal Bugis yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Miniatur perahu Phinisi asal Bugis yang dipamerkan di pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Pembuatan perahu tersebut kemudian berkembang dan disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing, sebagai contoh ada yang menggunakan layar, bercadik, dan lainnya.

Indonesia sebagai negara yang memiliki cakupan laut yang luas, telah membuat masyarakatnya memunculkan berbagai jenis model perahu. Pameran ini menghadirkan perahu-perahu itu dan segala informasinya.

Pengunjung diajak melihat beragam perahu tradisional di antaranya dari Papua, NTT, Bali, Kepulauan Riau, Madura, Kalimantan, hingga Jakarta sekalipun.

Pengunjung anak-anak tengah menonton informasi di televisi tentang pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). Pameran juga dinikmati oleh beragam usia, mulai dari anak-anak.Nicholas Ryan Aditya Pengunjung anak-anak tengah menonton informasi di televisi tentang pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). Pameran juga dinikmati oleh beragam usia, mulai dari anak-anak.

Pengunjung juga bisa melihat perahu ikonik tradisional Nusantara yaitu perahu Pinisi, sebuah perahu asal Bugis yang memiliki keunikan terhadap proses pembuatannya.

"Pinisi ini unik karena dibuat oleh orang Bugis yang dalam proses pembuatannya sama sekali tidak menggunakan gambar teknis. Dia nyambungnya juga gak pake paku besi, tapi pasak kayu dan kulit kayu untuk menutupi celah dinding," jelas Firman.

Narasi bertuliskan migrasi bangsa Austronesia, diperkirakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Narasi bertuliskan migrasi bangsa Austronesia, diperkirakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Jalan Jalan
Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Travel Update
Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Travel Update
Cara Mengisi Malaysia Digital Arrival Card

Cara Mengisi Malaysia Digital Arrival Card

Travel Update
Menparekraf Upayakan Penerbangan Langsung 'On Demand' ke Labuan Bajo

Menparekraf Upayakan Penerbangan Langsung "On Demand" ke Labuan Bajo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com