Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Nenek Moyang Bangsa Indonesia? Ketahui Jawabannya di Museum Bahari

Kompas.com - 01/12/2019, 17:02 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

Perahu unik lainnya adalah perahu Janggolan, buatan Madura, Jawa Timur. Perahu ini sesuai namanya berarti perahu untuk berdagang. Maka ia difungsikan untuk mengangkut barang dagangan.

Daya muatnya pun tak tanggung-tanggung, hingga 200 ton dengan panjang depan sampai belakang 28 meter dan lebar 3 hingga 4 meter.

Keunikan lainnya adalah di Madura, setiap warganya dari sudut-sudut daerah pulau itu mampu membuat perahu yang berbeda-beda.

"Nah Pulau Madura ini punya keunikan, tiap-tiap daerah itu punya perahunya masing-masing dengan bentuk fisik yang berbeda. Nah, ini perahu-perahu itu dibuat menyesuaikan karakteristik lautnya," tambah Firman.

Perahu-perahu buatan orang Madura biasanya beroperasi di wilayah perairan sekitar Laut Jawa dan Selat Madura dengan pelabuhan-pelabuhan di Kalianget, Pasuruan, dan Muncar.

Tak hanya itu, pada pameran ini, pengunjung juga dapat melihat narasi dari Orang Laut atau Suku Laut. Suku ini merupakan suku yang hidup mengelompok dalam beberapa perahu yang ditambatkan pada perairan dangkal dan teluk-teluk yang berair tenang.

Suku Laut beranggapan, jika darat adalah tempat bagi orang yang sudah mati. Maka dari itu mereka lebih memilih tinggal dan hidup di perairan.

"Ini kita kasih gambaran kalau orang Indonesia itu ada Suku Lautnya, tinggal di laut, dan itu ada di beberapa daerah, yang paling terkenal itu Suku Bajo di Sulawesi," jelasnya.

Suku Laut atau Orang Laut yang ada di Indonesia juga dipamerkan dalam foto di Pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Suku Laut atau Orang Laut yang ada di Indonesia juga dipamerkan dalam foto di Pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Firman menambahkan, jika Indonesia memiliki dua Suku Laut atau Orang Laut yaitu di Suku Bajo dan Kepulauan Riau.

Meski begitu, diakui Firman, sampai saat ini belum ada penelitian yang mengetahui asal mula hadirnya Suku Bajo di Indonesia.

Narasi yang ada di pameran mengatakan Suku Laut ini berasal dari Suku Melayu juga, namun Melayu yang hidup secara nomaden. Mereka dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan pengaruh ajaran Islam yang menyebar lewat lautan dan perdagangan.

Suasana pameran perahu tradisional Nusantara di Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).Nicholas Ryan Aditya Suasana pameran perahu tradisional Nusantara di Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).

Rata-rata pengunjung pameran didominasi anak-anak sekolah yang ingin belajar tentang perahu tradisional.

Adapun Kompas.com bertemu dengan Gema, Gwen, dan Sherina yang sama-sama pelajar kelas 2 SMA dan berkunjung ke pameran untuk membuat tugas dari sekolahnya.

Mereka mengatakan ditugaskan oleh gurunya untuk berkunjung ke beberapa museum di berbagai daerah seperti Jakarta, Semarang, Bogor, dan lainnya.

"Nah kami itu diundi dan dapatnya di Museum Bahari. Ya kami pengen lihat sejarah-sejarahnya perahu, terus buat apa. Ya biasa ke museum gara-gara sekolah, sekolah suka adain field trip ke museum. Pengen dapetin sejarah lokal sih di pameran ini," ujar Gwen (16) kepada Kompas.com.

Pengunjung yang merupakan pelajar, Gwen dan Sherina (16), berfoto di atas spot perahu di Pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). Pengunjung juga bisa berfoto di spot ini, bergaya seperti tengah berlayar dengan perahu.Nicholas Ryan Aditya Pengunjung yang merupakan pelajar, Gwen dan Sherina (16), berfoto di atas spot perahu di Pameran Perahu Tradisional Nusantara, Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). Pengunjung juga bisa berfoto di spot ini, bergaya seperti tengah berlayar dengan perahu.

Pengunjung bisa melihat beragam hal tentang perahu tradisional Nusantara di Museum Bahari yang beralamat di Jalan Pasar Ikan Nomor 1, Penjaringan, Jakarta Utara.

Pameran berlangsung sejak 23 November 2019 hingga 22 Desember 2019. Pengunjung cukup membayar tiket masuk Museum Bahari untuk dapat melihat pameran, harganya untuk pengunjung dewasa Rp 5.000, mahasiswa Rp 3.000, dan pelajar Rp 2.000.

Jam operasional pameran ini mengikuti Museum Bahari yaitu mulai pukul 09.00 hingga 16.30 WIB. Pengunjung dapat menikmati pameran setiap harinya kecuali hari Senin karena digunakan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta untuk perawatan museum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com