Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Tradisi Kuliner Minang yang Memikat

Kompas.com - 02/12/2019, 14:25 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

PADANG, KOMPAS.com - Masakan Minang memang menggoda. Biasanya, dari tampilannya saja sudah bisa membuat perut keroncongan.

Apalagi, ada cerita-cerita yang melatarinya. Pastinya kian punya daya tarik.

Baca juga: Harus Tahu, Tiga Jenis Rumah Makan Masakan Minang

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Novrial mengakui jika selain lezatnya masakan Minang, tradisi dan cerita di baliknya pun menjadi nilai jual selama ini.

Rendang, misalnya, selain rasa yang memang sohor, proses di baliknya pun menarik. Merendang, sebutan proses membuat rendang, disebut ada makna-makna tradisi di baliknya.

Baca juga: 4 Tempat Rekomendasi Menyantap Masakan Minang di Jakarta

"Rendang itu juga penting secara nilai adat dan budaya. Saat proses merendang, ada tukang yang cari kayu, tukang bumbu dan ada yang mengaduk selama tiga jam," ujar Novrial kepada Kompas.com di kantornya, Senin (12/2/2019).

"Dan perlu diketahui, selama merendang, di situ terjadi proses komunikasi orang Minang. Mereka bercerita soal keluarga, anak-anak hingga suami," lanjutnya.

Rendang di RM Pak Datuk, Padanh Panjang, Sumatera Barat.KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Rendang di RM Pak Datuk, Padanh Panjang, Sumatera Barat.
Oleh karena itu, diakui Novrial, proses yang lama itu bukan sekadar memasak dan membuat makanan Minang tambah nikmat, juga menjalin komunikasi di baliknya.

Begitu juga dengan pembuatan Lamang Tapai, salah satu kuliner Minang lainnya, yang juga butuh waktu lama. Ada tradisi dan komunikasi yang dibangun saat proses pembuatannya.

Baca juga: Lamang Tapai, Hidangan Purba khas Tanah Datar yang Masih Eksis

Menurut Novrial, tradisi memasak itu bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Sumatera Barat. Para wisatawan tak hanya disuguhkan proses, juga membangun cerita lewat komunikasi dari pedagang ke pengunjung.

Ia mencontohkan tempat kuliner Minang lain yang bisa dikembangkan dengan konsep tersebut adalah kue bika khas Tanah Datar.

Kedai Bika Talago, Koto Baru, Tanah Datar, Sumatera Barat.KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Kedai Bika Talago, Koto Baru, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Salah satu spot penjaja kuliner berbahan dasar ketan beras putih tersebut adalah Bika Talago yang ada di Jalan Raya Padang-Bukittinggi, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Tempat kuliner Bika Talago disebut dapat digarap dengan apik lewat konsep bercerita.

Selama ini, kata Novrial, tempat tersebut hanya menjual produk, proses dan pemandangan di belakangnya.

Di sisi lain, wisatawan yang berkunjung tidak mendapatkan pengalaman unik lain, seperti cerita soal kue bika hingga potensi daerah setempat.

"Jadi (wisatawan) enggak cuma nunggu bika, bisa ada cerita soal Gunung Marapi (dekat Bika Talago), dan lain-lain. Lalu ada promosi kain-kain di tempat itu," kata Novrial.

"Ide gagasannya adalah one stop service. Kamu bisa lihat, enjoy tester lalu cerita, terakhir beli produknya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com