Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Makanan Papua dari Sagu

Kompas.com - 05/12/2019, 20:05 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPapua tidak hanya kaya di bidang budaya dan alam saja. Namun kekayaan kuliner Papua juga sangat menarik untuk ditelusuri.

Bahan utama dalam makanan pokok Papua adalah sagu. Salah satu yang paling terkenal mungkin adalah papeda.

Papeda juga bisa kamu temukan di pameran Ragam Budaya Papua yang digelar di Sarinah, Jakarta. Pameran ini berlangsung pada 18 November–18 Desember 2019. Ada beberapa makanan khas Papua hasil olahan sagu yang wajib untuk dicoba. Berikut di antaranya.

1. Papeda

Berbeda dari papeda yang biasa kita lihat, ada papeda bungkus daun yang tersedia di pameran tersebut.

Baca juga: Makan Papeda, Ada Caranya...

“Ini dibungkus supaya lebih awet dan mudah dibawa. Karena kalau papeda yang biasa itu namanya papeda gulung, disajikannya harus masih panas,” jelas Rika Ramandey, pemasak yang berpengalaman dalam bidang kuliner Papua ketika ditemui Kompas.com pada acara Loka Karya Kuliner Papua di Plaza Sarinah, Kamis (5/12/2019).

Menurutnya, papeda yang dibungkus bisa tahan sampai satu minggu. Namun, hasil olahan sagu dari tanah Papua bukan hanya papeda saja.

2. Sagu kering

Sagu Kering yang berbentuk persegi dengan sedikit lekukan di bagian atas. Biasa dimakan sebagai pengganti nasi atau sagu, dengan dicelup ke dalam teh manis panasSYIFA NURI KHAIRUNNISA Sagu Kering yang berbentuk persegi dengan sedikit lekukan di bagian atas. Biasa dimakan sebagai pengganti nasi atau sagu, dengan dicelup ke dalam teh manis panas

Sagu kering ini semacam biskuit yang terbuat dari tepung sagu. Bentuknya persegi dan agak sedikit menjorok ke dalam di bagian atas.

Sagu kering ini punya tekstur sangat keras. Maka dari itu, untuk memakannya orang biasanya merendam sagu kering ini ke dalam teh manis panas untuk melunakkan teksturnya.

Warnanya agak kemerahan seperti batu bata. Selain dijadikan makanan pokok atau cemilan, sagu kering juga bisa jadi pengganti papeda dengan mencelupkannya pada ikan kuah kuning.

3. Bubur sagu

Bagi yang sulit memakan sagu kering yang keras, bisa juga mencoba bubur sagu. Bubur sagu ini merupakan sagu kering yang sudah direndam dengan air panas agak lama. Jika sudah mulai hancur, lalu bisa dilarutkan hingga lembut. Seperti layaknya bubur bayi.

Karena bubur sagu ini tawar, maka untuk memakannya bisa dicampur dengan berbagai topping. Jika ingin manis, bisa dicampur kacang atau gula. Jika ingin asin, maka bisa dicampur dengan kelapa parut.

4. Sinole

Sinole yang cara masaknya mirip dengan kerak telor. Terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut.SYIFA NURI KHAIRUNNISA Sinole yang cara masaknya mirip dengan kerak telor. Terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut.

Sinole mungkin jadi olahan sagu yang paling unik. Pasalnya sinole ini mirip sekali dengan kerak telor. Bentuknya seperti kue dadar yang digulung. Teksturnya tebal dan agak liat.

Cara membuatnya dengan mencampur tepung sagu yang sebelumnya sudah ditapis atau diayak.

Tepung sagu tersebut kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan adonan tersebut diratakan di atas penggorengan. Biasanya orang Papua memasak sinole dengan cara barapen atau bakar batu.

Baca juga: Icip-icip Makanan Khas Papua, Keladi Tumbuk

Sinole sendiri bisa dimakan manis atau asin. Jika ingin jadi pengganti sagu atau nasi, maka tinggal dimakan bersama lauk lainnya.

Namun jika ingin dijadikan makanan penutup, sinole bisa ditaburi gula merah atau adonan sinole sebelumnya sudah dicampur gula merah terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com