Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakar Batu, Cara Masak nan Rumit Khas Papua

Kompas.com - 06/12/2019, 10:15 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Papua dikenal sebagai masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi adat turun temurun, tak terkecuali untuk metode memasak.

Adalah barapen atau bakar batu, salah satu metode masak ala Papua yang hingga kini masih sering dilakukan.

Baca juga: Tidak Ada Makanan Papua yang Digoreng, Kenapa?

Cara barapen atau bakar batu ini merupakan ritual memasak bersama yang bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur, bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, menyambut kabar bahagia, atau mengumpulkan prajurit untuk berperang.

Salah satu orang yang masih sering menggunakan metode memasak seperti ini adalah Martince atau yang akrab disapa Mama Tien.

Tien adalah salah satu juru masak kuliner khas Papua dalam pameran Ragam Budaya Papua yang digelar di Plaza Sarinah.

Baca juga: 4 Makanan Papua dari Sagu

"Batu kali besar disusun. Lalu api dinyalakan. Batunya disusun rapi baru di atasnya ditata makanan yang mau dimasak, lalu ditimpa dengan batu lagi" jelas Mama Tien kala ditemui Kompas.com pada Kamis (5/12/2019).

Cara bakar batu masih menggunakan api yang dihasilkan oleh kayu. Kayu yang sudah dikumpulkan kemudian dibakar.

Setelah itu ditumpuk dengan batu yang kemudian dimasukkan ke dalam lubang besar. Lubang tersebut kemudian ditutupi dengan dedaunan kering untuk kembali dibakar.

Baca juga: Mengenal Kuliner Papua, Rumit tapi Nikmat

Batu-batu berukuran besar tersebut ditumpuk dengan rapi.

Setelah itu, bahan makanan yang akan dimasak akan ditata di atasnya. Seperti ikan, daging ayam, daging sapi, dan yang paling sering adalah daging babi.

Namun, sebelumnya, bahan tersebut dibungkus lebih dulu dengan daun talas atau daun pisang agar tidak kotor.

Baca juga: Icip-icip Makanan Khas Papua, Keladi Tumbuk

Selain daging, bahan makanan yang sering dibakar batu adalah keladi. Bahan makanan itu kemudian ditimpa dengan batu hingga rapat, dan jika dirasa sudah matang baru diangkat.

Nahere(42) melakukan ritual bakar batu laut (batu kapur) di desa Namata, Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT, Selasa (9/9/2014). Pengunaan sarung tenun menjadi busana yang wajib digunakan dalam kegiatan-kegiatan ritual.KOMPAS/LASTI KURNIA Nahere(42) melakukan ritual bakar batu laut (batu kapur) di desa Namata, Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT, Selasa (9/9/2014). Pengunaan sarung tenun menjadi busana yang wajib digunakan dalam kegiatan-kegiatan ritual.
Proses masak yang lama

Cara masak khas Papua ini memang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang lama.

Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam untuk mematangkan makanan, tergantung besarnya makanan yang dimasak dan jenisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com