MAGELANG, KOMPAS.com - Bicara Borobudur, terutama obyek wisatanya, ternyata tak hanya Candi Borobudur. Banyak tempat menarik lainnya yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan.
Salah satu yang bisa jadi pilihan saat berwisata ke Borobudur adalah Desa Wisata Klipoh, di Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Magelang.
Desa ini menawarkan obyek wisata kerajinan pembuatan gerabah secara tradisional.
Baca juga: Balkondes, Tempat Menginap Dekat Borobudur Harga Mulai Rp 275.000
Kompas.com berkesempatan mengunjungi desa yang lebih dikenal dengan dusun oleh warga sekitar, pada Rabu (13/11/2019).
Salah satu tempat penghasil gerabah di Dusun Klipoh yang dikunjungi saat itu bernama Kelompok Gerabah Arum Art.
Kelompok Gerabah ini dimiliki oleh Supoyo (48), warga asli Klipoh.
Ilmu kerajinan gerabah ini didapat Supoyo dari orangtua yang memang sudah jadi tradisi.
"Tapi untuk anak-anak sekarang memang ada program dari Pemerintah Desa untuk mengadakan kegiatan membuat gerabah tiap tahun," kata Supoyo kepada Kompas.com.
Baca juga: Kisah Cinta yang Tak Terekspos di Relief Candi Borobudur
Supoyo juga mengatakan, wisatawan yang datang ke dusun ini tak hanya dari Indonesia, juga mancanegara seperti Belanda, Perancis dan Australia.
Ia juga mengakui jika ramainya wisatawan mancanegara muncul tak berapa lama sejak ia mendirikan kelompok gerabah.
Namun, cerita Supoyo, saat itu mereka belum siap dan bisa memberika apa-apa, sehingga kegiatan hanya sekadar foto-foto.
"Nah, dari situ tercipta kegiatan untuk wisata," ujarnya.
Baca juga: Tips Memotret Relief Candi Borobudur untuk Dapatkan Foto Terbaik
Supoyo melanjutkan, ia menjual hasil kerajinannya dengan harga yang beragam mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 3.000.000.
Bentuk gerabah yang dijual dengan harga termurah yaitu gerabah khusus tempat sambal, dan paling mahal adalah patung-patung seperti patung Budha yang biasanya dijual ke Vihara.
Proses pembuatan gerabah biasanya diawali dengan pembentukan gerabah, proses pengeringan dengan cara dijemur, dan proses pembakaran.
Menariknya, proses pembakaran gerabah di dusun ini dilakukan secara bersama dengan warga.
Baca juga: Wisata Baru di Candi Borobudur
Supoyo mengatakan proses pembakaran menggunakan satu tungku untuk lima keluarga.
Selain itu, ia mengakui jika produksi gerabah di Klipoh terbilang produktif. Menurutnya, warga di sini biasa membakar gerabah setiap hari pada saat musim kemarau.
Kompas.com juga berkesempatan mencoba langsung membentuk gerabah dari tanah liat.
Ditemani oleh putri dari Supoyo, Dwi Arum (25), saat itu diajari bagaimana tahapan-tahapan dalam membuat gerabah.
Baca juga: Jokowi Pastikan Pengembangan Infrastruktur Borobudur Rampung Pada 2020
Menurut Arum, tahapan pertama yang perlu diperhatikan jika ingin membentuk gerabah cetakan adalah memiliki cetakan.
"Kalau mau buat gerabah yang cetakan, pertama itu kita harus punya cetakannya dulu, terus sama tanah liat, benang sama pisau kecil atau butsir," ujarnya.
Terdapat dua sisi cetakan dalam proses membentuk gerabah, yaitu satu sisi dan dua sisi. Biasanya dua sisi cetakan tersebut untuk membuat bentuk tiga dimensi.
"Kemudian caranya kalau untuk cetakan padat itu kan tinggal ngambil tanah sekira-kiranya aja, terus tinggal tata di cetakannya, dipencet-pencet, ditempel dan tinggal diambil," katanya.
Baca juga: Borobudur dan Kesiapannya Menjadi Destinasi Super Prioritas
Dusun yang dikenal juga karena 80 persen penduduknya berprofesi sebagai pengrajin gerabah ini nyatanya sudah menjalani tradisi sebelum Candi Borobudur ada.
Baca juga: Tips Memotret Candi Borobudur dari Jarak 5.000 Meter
"Jadi di sini merupakan sisa artefak yang masih bisa kita rasakan," kata Akbar, salah satu tim ahli penyusun narasi legenda Borobudur Universitas Gajah Mada, Rabu (13/11/2019).
"Borobudur kan tempat untuk peribadatan, kan enggak mungkin mereka tidak beribadah tanpa perlengkapan yang lengkap," lanjutnya.
Menurut Supoyo hasilnya biasa dipasarkan di pasar domestik yaitu di pasar Borobudur, Kulon Progo, Magelang dan berbagai daerah lain.
Untuk ekspor ke luar negeri, Supoyo mengaku gerabahnya belum sampai ke sana.
"Kalaupun ada biasanya itu dibeli, lalu dijadikan merek sana, itu kendalanya," ujar Supoyo.
Baca juga: Menikmati Matahari Terbit dengan Latar Candi Borobudur Berkabut, Indahnya...
Selain membuat gerabah, dusun ini juga membuat kerajinan keramik. Namun proporsinya masih lebih kecil dibanding dengan pembuatan gerabah.
Bagi wisatawan yang ingin mengikuti kegiatan melihat proses pembuatan dan membuat gerabah sendiri, dapat berkunjung ke Dusun Klipoh atau ke tempat kelompok gerabah Arum Art milik Supoyo di Klipoh Banjaran 1, Karanganyar, Borobudur, Magelang.
Selain itu, beberapa hotel di sekitar Candi Borobudur juga memiliki paket kunjungan ke dusun ini.
Baca juga: 5 Tips “Hunting Sunrise” di Punthuk Mongkrong Borobudur
"Kalau paket biasanya sih itu anak-anak sekolah mas yang banyak ke sini, hampir ribuan per bulannya, untuk tamu hotel banyak cuman untuk bulan-bulan ini agak menurun," katanya/
"Turis hampir rata-rata kalau sudah ke Candi Borobudur pasti ke sini, cuman akhir-akhir ini bergeser menurun bulan Juni, Juli, Agustus itu biasa kami panen turis," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.