Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agen Perjalanan Open Trip Diduga Rugikan Traveler Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 06/12/2019, 19:15 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus penipuan oleh penyelenggara perjalanan terbuka atau yang kini populer dengan open trip kembali terjadi.

Berbeda dengan First Travel yang merugikan jamaah Umroh, agen perjalanan open trip Easy To Holiday diduga melakukan penipuan yang merugikan calon traveler hingga ratusan juta rupiah.

Awalnya Easy to Holiday sempat mampu membawa para peserta paket open trip ke beberapa destinasi seperti Turki, India, Jepang, hingga Kashmir.

Baca juga: Ini yang Harus dilakukan Jika Tertipu Open Trip dan Tour Leader Bermasalah

Perjalanan berjalan lancar, bahkan para memberikan review positif soal pengalaman mereka pada akun instagram Easy to Holiday, @easy.toholiday.

"Easy to Holiday ini sempat dipakai temanku ke India dan review bagus. Jadi aku ke sana, ikut jadwal ke Turki di akhir November," kata Dwi Wulandari salah satu korban Easy to Holiday yang dihubungi Kompas.com lewat sambungan telepon pada Jumat (06/12/2019).

"Aku berpegang pada kesakisan temanku yang katanya layanannya bagus, jadi aku percaya dan bayar DP dulu Rp 10 juta," lanjutnya.

Dwi mengaku sudah mendaftar untuk open trip ke Turki di agen perjalanan lainnya, tapi karena jadwal yang dimundurkan, maka ia pun pindah ke Easy to Holiday.

Masalah mulai terjadi pada akhir Oktober 2019 kala pemilik tidak muncul untuk menemani para peserta open trip ke Jepang.

Baca juga: Ini Kata Milenial soal Liburan Menggunakan Jasa Open Trip

Para peserta tersebut terpaksa jalan sendiri. Tak hanya itu saja, para peserta juga tetap harus membayar apartemen di Jepang karena cek yang diberikan pada para peserta adalah cek palsu.

"Aku juga enggak cek sih, dia sudah bohong dari awal. Adi bilang temanku sudah DP Rp 11 juta, ternyata temanku cuma DP Rp 7 juta. Aku percaya aja," tutur Dwi.

"Terus aku kan sudah DP Rp 10 juta, harusnya sudah dapat issue tiket karena uangnya sudah cukup," lanjutnya.

"Tapi ini enggak ada. Aku percaya saja karena temanku bilang biasanya dua minggu sebelum keberangkatan saja," ujar Dwi.

ilustrasi travelinganyaberkut ilustrasi traveling
Hingga kini, sudah ada lebih dari 30 orang korban yang sudah bergabung dengan grup WhatsApp yang digunakan untuk berkoordinasi soal kasus ini.

Para korban tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari dari Jakarta, Medan, Surabaya, hingga Tapanuli.

Kerugian yang diderita oleh para korban berkisar antara Rp 4 juta hingga puluhan juta rupiah.

Baca juga: Ini Karakteristik Wisatawan yang Doyan Ikut Open Trip

 Trip terakhir yang sempat travel agent ini lakukan adalah open trip ke Kashmir pada akhir Oktober 2019. Setelah itu, pemilik menghilang hingga kini.

"Senin akan ke Polda untuk lapor soal hal ini. Aku kerugian sudah Rp 16.500.000 karena sudah lunas bayarnya," kata Dwi.

"Lainnya masih banyak, ada yang Rp 40 juta dan ada juga yang sampai Rp 90 juta," lanjutnya.

Sementara itu, Kompas.com sudah menghubungi Easy To Travel untuk mendapatkan konfirmasi atas dugaan tersebut, namun hingga kini tak ada respon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com