NANTOU, KOMPAS.com-Aroma pizza baru matang dari oven menguar begitu Pan Shu Juan keluar dari dalam dapur restonya.
Dengan bergegas, ia lantas menaburkan parmesan dan memotong pizza besar dalam pan.
“Enaknya makan panas-panas,” ujarnya mempersilakan kami, Senin (2/12/2019).
Restoran miliknya itu dinamakan White Deer Cafe and Pizzaria. Meskipun restoran dinamakan ala Barat, Pan Shu Juan orang Taiwan tulen. Uniknya, hari itu, ia melayani kami seorang diri.
Baca juga: Hotel Ramah Muslim di Taiwan, Simak Fasilitasnya yang Beda
Bukan karena tak punya pegawai. Kafe miliknya seharusnya sudah tutup pukul 18.00. Akan tetapi, hari itu spesial, ia membolehkan rombongan kami untuk datang malam.
Pizza yang disajikan olehnya adalah menu lanjutan setelah sebelumnya, ia menawarkan mau makan mie goreng atau nasi goreng pada kami—rombongan media bersama Taiwan Tourism Bureau—malam itu.
Kafe yang satu ini berada di kawasan Nantou. Sebelum masuk ke restoran, pengunjung akan melewati jalan yang dihiasi dengan pohon-pohon tinggi, seperti di dalam hutan.
Restorannya bergaya klasik, dihiasi banyak ornamen Do It Yourself (DIY) hasil kerajinan Pan Shu Juan. Sekilas, kamu akan menemukan suasana restoran mirip dengan latar dongeng-dongeng bertema musim dingin dan Natal.
Di sisi luar restoran, ada banyak bangku dengan meja yang dilengkapi payung besar di atasnya.
Begitu masuk ke teras kafe, pengunjung akan disambut oleh tempat bakar pizza yang sangat besar.
Baca juga: Jajan Boba di Taiwan, Apa Bedanya dengan Minuman Boba di Indonesia?
Bakaran pizza ini masih menggunakan kayu bakar, terlihat dari banyaknya gelondongan kayu yang ada di sisinya.
Sayangnya sudah tak difungsikan lagi. Pemilik lebih memilih oven untuk membuat pizzanya matang.
Pan Shu Juan bilang, kedai itu sering membuat kelas pizza untuk anak-anak.
“Isi pizzanya biasanya sayuran, bisa divariasikan sendiri sesuai sayuran yang tersedia,” ujarnya.
Pan Shu Juan hanya menyediakan pizza sayuran di kafenya. Sama juga seperti yang ia hidangkan pada kami.