Untuk mencari kecocokan jodoh, hasil perhitungan angka dari nama seseorang akan disandingkan dengan hasil perhitungan angka dari nama orang lain, biasanya calon pasangan.
Jika kedua angka tersebut memiliki tingkat kecocokan yang tinggi, maka artinya kedua orang tersebut akan serasi dalam menjadi pasangan.
Kajian ilmu astrologi atau ilmu falak ini sangat menarik. Bukan hanya untuk perjodohan semata, tapi juga banyak deskripsi soal astronomi yang tergambar dengan baik dalam Syair Raksi ini.
Sesuai namanya, semua hasil interpretasi dari Syair Raksi ini disajikan dalam bentuk syair berima, khas Melayu.
Tak jauh dari balai desa, terdapat sebuah bangunan yang sudah hampir rubuh. Tak ada lagi atap tersisa, hanya dinding rusak yang membentuk bangunan cukup besar berukuran persegi. Di samping dindingnya sudah terdapat akar tanaman rambat yang cukup besar, memenuhi hampir keseluruhan dinding.
Bangunan tersebut adalah Gedung Tabib yang jadi tempat tinggal Raja Daud bin Raja Ahmad bin Raja Haji Fisabililah. Raja Daud adalah seorang tabib yang menfungsikan bangunan ini sebagai rumah sakit.
Ia adalah seorang tabib yang sangat terkenal pada masa Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang. Selain jadi seorang tabib, ia juga adalah seorang penulis. Salah satu karyanya yang hingga kini masih ada adalah Kitab Ilmu Tabib Melayu atau Kitab Tib.
Dalam kitab tersebut, Raja Daud menulis berbagai tata cara pengobatan salah satunya adalah cara mengeluarkan angin dari tubuh.
Baca juga: Masjid di Pulau Penyengat, Konon Dibangun dengan Bahan Putih Telur
Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Arab Melayu. Raja Farul, salah seorang interpreter yang mendampingi kami pun mencoba membaca kitab tersebut sedikit demi sedikit.
"Karena hurufnya Arab Melayu jadi agak sulit membacanya. Saya bisa sedikit, di Penyengat ini juga ada beberapa yang bisa lancar tapi kebanyakan yang masih meraba kayak saya ini," ujar Raja Farul.
Pulau Penyengat memang jadi pusat kesusastraan dan ilmu di Melayu pada saat itu. Terbukti dari terbentuknya perkumpulan para cendekiawan Melayu pada 1890, adalah Rusydiah Club Riouw. Perkumpulan ini menempati sebuah rumah yang juga sempat jadi percetakan pada era tersebut.
Sayangnya kala saya berkunjung ke lokasi rumah bekas markas Rusydiah Club Riouw, rumah tersebut telah hancur. Hanya tersisa beberapa dinding dan tiang kecil yang sudah tertutupi semak belukar.
Berwisata ke Pulau Penyengat bukan cuma soal senang-senang, di sini wisatawan dapat belajar dan memperoleh ilmu baru tentang Melayu.
Baca juga: Pura-pura Jadi Pengantin Melayu di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.