Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2019, 10:17 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

BALI, KOMPAS.com - Desa Penglipuran dikenal sebagai contoh pertama kali bentuk desa wisata di Indonesia. Desa wisata di Bali ini sempat mendapatkan penghargaan Kalpataru.

Pada 2016 Penglipuran terpilih sebagai desa terbersih ke-3 dunia versi majalah internasional Boombastic dan pada 2017 mendapat penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) 2017 dengan peringkat terbaik untuk kategori pelestarian budaya.

Penghargaan terbaru, Penglipuran dan Pemuteran masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Baca juga: Libur Akhir Pekan, Saatnya Kunjungi Desa Penglipuran

Dalam rangka menggemakan kembali desa wisata Bali ini, maka diadakan Penglipuran Village Festival (PVF) yang berlangsung setiap awal Desember di Desa Penglipuran, Bangli, Bali.

 

"Dalam program Bali Recovery, Kemenparekraf selain memberikan dukungan pada event PVF juga pada Festival Kintamani dalam upaya meningkatkan kualitas serta citra pariwisata di Kabupaten Bangli dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan,” kata Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Pemasaran dan Kerja sama Pariwisata I Gde Pitana.

Hal disampaikan saat membuka PVF 2019 di Desa Wisata Penglipuran, Senin (9/12/2019).

Festival Penglipuran Village (PVF) 2019, Desa Penglipuran, Bangli, Bali.Dok. Kemenparekraf Festival Penglipuran Village (PVF) 2019, Desa Penglipuran, Bangli, Bali.
Festival budaya PVF itu diselenggarakan oleh masyarakat bersama Pemerintah Kabupaten Bangli serta pengelola Desa Wisata Penglipuran dan telah memasuki tahun ke-7.

PVF diselenggarakan setiap akhir tahun dirangkaikan dengan penyambutan tahun baru. Rangkaian kegiatan PVF 2019 antara lain pembukaan yang menampilkan Parade Pakaian Adat Bali Tempo Dulu, Barong Ngelawang, dan Parade Seni Budaya lainnya, serta aneka lomba.

Penyelenggaraan PVF terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran pada 2018 sebanyak 10.500 wisatawan. Sedangkan pada 2019 ditargetkan akan berkunjung 13.500 wisatawan terdiri dari 2.700 wisman dan 10.800 wisnus.

Baca juga: Desa Penglipuran Bali, Salah Satu Desa Terbersih di Dunia

I Gde Pitana mengatakan, penyelenggaraan PVF yang sudah berlangsung secara rutin ini merupakan suatu wujud nyata komitmen daya tarik wisata di Desa Penglipuran untuk senantiasa melestarikan seni dan budaya Bali.

Selain itu PVF juga diharapkan menghidupkan pariwisata untuk menyejahterakan masyarakat lokal.

Ia menjelaskan, festival harus diartikan sebagai salah satu bentuk investasi untuk mengenalkan destinasi ke dunia internasional.

Namun patut dicatat bahwa suatu festival akan dapat dikenal dan menjadi brand suatu destinasi apabila dilakukan secara konsisten dan dengan waktu yang sudah pasti.

Baca juga: Sueg, Nikmatnya Jajanan Kampung di Penglipuran

"Pengalaman menunjukan bahwa suatu festival harus dipastikan tempat, waktu, dan berbagai agendanya setahun sebelum hari H," kata I Gde Ptiana.

"Kelemahan kita selama ini adalah kurang promosi dan kurang pastinya tanggal pelaksanaan festival-festival yang begitu banyak yang kita lakukan di Bali maupun di seluruh Indonesia," lanjutnya.

Pelaksanaan sebuah festival, kata Pitana, haruslah mempunyai visi yang pada ujungnya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sebuah festival yang penuh dengan nilai kreativitas yang tinggi dengan cultural values harus mampu dikonversi ke arah nilai ekonomi yaitu kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pesona Desa Penglipuran di Kaki Gunung Batur

Kesejahteraan ini bukan saja sifatnya sementara, melainkan harus berkelanjutan sehingga festival bisa menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi sebagai suatu modal atau capital.

"Pada akhirnya capital ini harus bisa menggerakkan kemakmuran masyarakat lokal atau dengan kata lain sebuah festival harus dapat mentransformasikan dari C-1 yaitu Creativities menuju ke C-2 Commercialization atau nilai ekonomi selanjutnya ke C-3 yaitu Commoditization dan C-4 yaitu Capitalization dan berujung ke C-5 yaitu Community Development," kata Pitana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Jalan Jalan
Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Travel Update
Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Travel Update
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Travel Update
Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Travel Update
Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Jalan Jalan
Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Travel Update
5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

Travel Tips
291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

Travel Update
Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Travel Tips
5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

Travel Tips
7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

Jalan Jalan
Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Travel Update
Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com