Bahkan, pulau ini menjadi salah satu penghasil mangga yang manis dan lezat di sekitaran Danau Toba dan dijual ke berbagai daerah di provinsi Sumatera Utara.
Buah Mangga masak memiliki daging buah berwarna kuning, lembut, berserat dan penuh sari buah.
Setiap perkarangan penduduk hampir pasti memiliki pohon mangga, mulai dari rumah tepi Danau Toba hingga ke pegunungan.
Pada bulan Januari hingga Februari adalah waktu yang tepat untuk menikmati mangga di desa ini. Ukurannya tidak terlalu besar, namun rasa manisnya, sehingga pantas diacungi jempol.
Pulau yang memiliki luas 850 hektare ini juga memiliki peninggalan berupa rumah Kepala Nagari Raja Gukguk yang kini dijadikan sebagai wisata sejarah.
Rumah dari Raja pertama di Sibandang rumah atau Kepala Nagari Raja Gukguk sudah berusia kurang lebih 300 tahun.
Konon, warna merah pada ukiran rumah tersebut adalah darah manusia atau pawa lawan yang berhasil di taklukan oleh Kepala Nagari Raja Gukguk.
Namun sayangnya rumah tersebut kurang perawatan, sehingga termakan rayap dan sudah mengalami kerapuhan.
Baca juga: Salib Kasih, Monumen Misionaris Nomensen di Tapanuli Utara
Lalu ada situs berupa Partukkoan yang merupakan kursi batu tempat raja raja dahulu untuk melakukan rapat musyawarah.
Minat berkunjung ke Pulau Sibandang?
Lokasinya tidak terlalu jauh, yakni hanya sekitar 45 menit dari Bandara Silangit. Untuk mencapai Sibandang, kita harus menyeberangi Danau Toba dari Pelabuhan Muara.
Perjalanan menuju Pulau Sibandang dapat di tempuh dengan menggunakan kapal boat melalui 3 jalur: Pelabuhan Muara, Balige, atau Nainggolan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.