Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2019, 17:40 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem rehabilitasi tak berkelanjutan masih menjadi momok dalam dunia konservasi terumbu karang di Indonesia.

Direktur Biorock Indonesia Tasya Karissa mengungkapkan, tak sedikit pihak yang membuat rehabilitasi, namun tindak berlandaskan keberkelanjutan.

"Misalnya, pemerintah sudah sering kasih bantuan ke masyarakat, misalnya alat selam, tapi setelah kasih ya sudah, tidak ada follow up lagi setelahnya," ujar Tasya ketika ditemui Kompas.com dalam acara Gelar Wisata Bahari 2019 pada Kamis (12/12/2019).

Tasya juga mencontohkan banyak kasus di mana beberapa pihak melakukan rehabilitasi terumbu karang di beberapa situs perairan, namun hanya berlangsung di awal saja.

Setelah itu, tak banyak orang yang kembali ke situs yang sudah mereka tanam.

Baca juga: Ada Penurunan Instalasi Buatan, Terumbu Karang Jikomalamo di Maluku Rusak

Padahal, menurut Tasya, sistem rehabilitasi berkelanjutan adalah hal yang penting dalam rangka rehabilitasi terumbu karang.

"Jadi kebanyakan enggak tahu apakah karangnya mati, apakah dicuri orang, atau malah kemudian dia sangat bermanfaat buat orang," kata Tasya.

"Makanya, kami ingin membuat awareness buat semua orang supaya melakukan rehabilitasi berkelanjutan,” katanya.

Tasya bersama Biorock Indonesia telah melakukan berbagai program untuk mendukung hal ini.

Baca juga: Jangan Nekat Coret Terumbu Karang! Ini Dampaknya...

Kelompok peneliti yang aktif berpartisipasi untuk rehabilitasi terumbu karang sejak hampir 20 tahun lalu ini secara aktif mengadakan tiga program yang berkesinambungan.

Program-program tersebut adalah coral garden, scholar reef, dan bio introduction

Salah satu aktivitas jangka panjang yang coba dilakukan Biorock adalah melalui program bio introduction.

Dalam program ini, Biorock bekerja sama dengan berbagai pengelola wisata yang ada di sekitar situs rehabilitasi terumbu karang untuk melakukan pariwisata yang bisa mendukung konservasi berkelanjutan.

Baca juga: Gara-gara Jangkar Kapal, Terumbu Karang di Manggarai Barat Rusak

Terumbu karang di Pantai Basring.Dok Pesona Travel dan Pemkab Banyuwangi Terumbu karang di Pantai Basring.
"Kami kasih informasi. Feed tamu ke pengelola pariwisata lewat kerja sama dengan tour agent. Kami kasih informasi soal pembuatan terumbu karang seperti apa," kata Tasya.

"Kami beri demo, dari besi berkarat kita kasih aliran listrik tenaga rendah karatnya hilang dan membentuk terumbu karang,” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com