Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Tempat Lahir Sisingamangaraja I, Penuh Pantangan Mistis

Kompas.com - 17/12/2019, 21:03 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


HUMBAHAS, KOMPAS.com - Tombak Sulu-sulu, salah satu situs budaya yang ada di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Tempat ini merupakan goa tempat kelahiran dari Raja Sisingamangaraja I.

Baca juga: Berita Foto: Suasana Desa Meat, Desa Perajin Ulos Tradisional

Lokasi Tombak Sulu-sulu tepatnya berada di Desa Marbun Tonga Marbun Dolok, Humbang Hasundutan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara .

Ketika memasuki kawasan Tombak Sulu-sulu, akan terasa suasana yang tenang dan hawa sejuk. Saat saya mendekati lokasi Tombak Sulu-sulu terdapat satu pendopo sederhana.

Kami para wisatawan disambut oleh Ronald Lumbanbatu, penjaga Tombak Sulu-sulu. Ia menjelaskan aturan yang harus dipatuhi pengunjung yang hendak berkunjung ke goa kelahiran Raja Sisingamangaraja I.

"Dilarang berkata kotor, lalu membersihkan muka dengan minum air perasan jeruk purut," papar Ronald Lumbanbatu, di Tombak Sulu-sulu, Kamis (5/12/2019).

Unte pangir sebutan untuk jeruk purut dari tanah Batak, melambangkan sebagai pembersih tubuh bagi raga manusia.

Pengunjung yang sedang datang bulan atau menstruasi diharapkan juga untuk meminum air perasan Unte pangir.

Setelah pengunjung meminum dan cuci muka dengan air dari unte pangir, sudah dinilai layak untuk masuk di di Tombak Sulu-sulu. Ronald juga mengatakan kepada rekan media, jangan terkejut jika ketika mengambil foto hasilnya akan gelap.

"Boleh mengambil gambar namun kebanyakan jika ada yang mengambil gambar, fotonya akan hitam semua," jelasnya kepada rekan media.

Pengunjung berusaha masuk ke damal gua tempat kelahiran Sisingamangaraja IKompas.com / Gabriella Wijaya Pengunjung berusaha masuk ke damal gua tempat kelahiran Sisingamangaraja I

Warga juga tak diperkenankan membawa makanan haram seperti daging babi dan anjing masuk ke dalam lokasi.

Sebab, menurut Ronald, pantangan itu dilakukan karena Raja Sisingamangaraja menganut ajaran Parmalim. Itu menjadi salah satu pantangan jika datang ke Tombak Sulu-sulu.

Baca juga: Wisata ke Pulau Sibandang? 4 Hal Menarik Ini Bisa Kamu Temui

Hal tersebut juga berlaku kepada seseorang yang baru saja memakan daging babi. Ia tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam goa.

Sebelum memasuki goa, pengunjung diharuskan melepas alas kaki. Masuk di gua tanpa alas kaki adalah tradisi untuk menjaga kesucian tempat tersebut.

Oleh karena Tombak Sulu-sulu merupakan tempat yang sakral. Walaupun jarak pintu masuk dengan goa sangat dekat, rasanya seakan berjalan lumayan jauh. Pengalaman ini tentunya akan berbeda pada tiap orang. 

Saya dan rombongan harus berjalan pelan-pelan dan menentukan tumpuan yang pas. Terdapat banyak bebatuan yang tajam dan licin, jika saya salah menentukan tumpuan akan tergelincir dan dapat membahayakan keselamatan.

Setelah melewati jalan yang terjal akhirnya saya sampai di depan goa dari Tombak Sulu-sulu. Goa terbilang cukup besar, di dalam gua tersebut dapat diisi sebanyak lima sampai enam orang.

Keadaan di dalam goa terasa lembab dan sejuk. Suasana hening dan gelap, jika di luar sedang gerimis, tetapi air hujan tidak akan masuk ke dalam gua.

Gua tersebut kini masih sering dikunjungi wisatawan untuk berdoa. Mereka percaya dengan berdoa di Tombak Sulu-sulu doa mereka akan dikabulkan. Doa yang dipanjatkan seperti ingin memiliki jodoh dan mendapat kerutunan.

“Ada juga yang tak ada keturunan, datang ke sini dan berdoa di sini kepada Tuhan. Selain itu mereka juga meminta pertolongan, misalnya ada sakit yang tak kunjung sembuh,” ujar Ronald

Bagian di dalam Tombak Sulu-sulu, tempat kelahiran Sisingamangaraja IKompas.com / Gabriella Wijaya Bagian di dalam Tombak Sulu-sulu, tempat kelahiran Sisingamangaraja I

Ketika duduk di dalam gua saya melihat daun sirih, telur lalu jeruk putur. Ronal menjelaskan jika itu tidak boleh diambil.

Warga setempat percaya, sesajen itu biasanya dibawa oleh para pengunjung atau peziarah ketika datang ke lokasi tersebut. Para peziarah sebagian besar berdoa untuk Raja Sisingamangaraja.

Terdapat cerita mitos yang ada di masyarakat setempat. Konon jika ada seseorang yang datang dan berniat buruk bagi gua tersebut, akan diserang oleh ular kobra.

Anehnya ular kobra itu hanya muncul saat ada oknum yang ingin mencuri, merusak, mengotori Tombak Sulu-sulu.

Alkisah lahirnya Raja Sisingamanga Raja I di Tombak Sulu-sulu...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com