SOLO, KOMPAS.com – Disajikan selagi hangat menggunakan mangkuk bersama kuah dari olahan jahe, pandan, garam, daun jeruk, dan serai, sekilas tampilan tahok seperti bubur sum-sum.
Salah satu makanan tradisional Kota Solo ini terasa mirip susu kedelai tawar berbentuk padat, sementara kuahnya memiliki rasa manis-manis pedas.
Perpaduan tekstur tahok yang lembut dan kuahnya yang manis-manis pedas terasa enak sekali ketika melewati kerongkongan.
Ami (21), salah satu pembeli yang baru pertama kali mencoba sajian ini mengatakan, tahok enak dinikmati saat pagi atau saat udara dingin.
Baca juga: Viral Warung Takoyaki di Solo, Penjualnya Asli Orang Jepang
“Rasa jahenya enak banget buat tenggorokan. Tahoknya lembut dan berasa banget kedelainya,” kata Ami kepada Kompas.com, Kamis (19/12/2019).
Sayangnya, saat ini di Solo hanya tersisa dua penjual tahok, yaitu Wagiman dan Citro.
Menurut Wagiman, dulu terdapat banyak penjual tahok. Namun, semakin hari semakin sedikit karena sudah meninggal.
“Dulu penjual tahok banyak, 15 orang. Teman-teman saya. Sekarang sudah habis yang jual, meninggal,” kata Wagiman, ketika ditemui saat sedang berjualan, Kamis (10/10/2019).
Baca juga: Menemukan Jajanan Pasar Primadona Pasar Gede Solo
Wagiman berjualan di Jalan Kapten Mulyadi, sedangkan Citro berjualan di Pasar Gede.
Wagiman mulai berjualan sejak pukul 06.00 WIB hingga dagangannya habis. Namun, ia mengaku tidak setiap hari berjualan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.