Dahulu, tahok dikonsumsi masyarakat tionghoa yang tinggal di Jawa. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat Jawa juga menggemarinya.
Akhirnya, tahok dikenal sebagai salah satu makanan tradisional yang tidak dapat dipisahkan dari Kota Solo.
Baca juga: Asal Usul Tengkleng, Bukti Kreativitas Orang Solo di Masa Penjajahan
Nama tahok berasal dari bahasa Tionghoa, tahoa. Nama itu memiliki dua kata, yaitu tao atau teu yang berarti kacang kedelai dan hu yang berarti lumat.
Sesuai namanya, tahok terbuat dari kacang kedelai yang dilumatkan.
Meski terlihat sederhana, pembuatan tahok membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Kedelai yang sudah dicuci hingga bersih dan putih perlu digiling, diperas, dan dimasak hingga mengental.
Tertarik mencoba tahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.