Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Makanan Bakar Indonesia yang Lezat, Contek untuk Tahun Baru

Kompas.com - 23/12/2019, 18:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Teknik masak bakar dan asap makanan telah lama ada di Indonesia. Sebut saja berbagai hidangan klasik seperti ikan bakar, ayam bakar, dan sate mudah ditemui di berbagai daerah Indonesia. 

Bahkan setiap pergantian tahun baru, orang Indonesia punya tradisi membakar makanan yang banyak disebut oleh masyarakat sebagai barbeque (disebut juga barbekyu atau BBQ). 

Uniknya beberapa daerah di Indonesia terkenal punya makanan bakar yang berbeda dengan yang lain.

Murdijati Gardjito, peneliti pada Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada dihubungi Kompas.com, Rabu (18/12/2019), mengatakan ada enam makanan bakar yang terkenal di Indonesia.

Berikut penjelasan mengenai enam makanan bakar dari Indonesia, siapa tahu bisa jadi ide untuk pesta tahun baru:

Baca juga: Tradisi Memasak sampai Makan Pepes Ikan, Makanan Pedesaan Kesukaan Obama

1. Pepes dari Jawa Barat

Pepes adalah teknik memasak yang terkenal dari Jawa Barat. Sedangkan nama makanannya sendiri beragam, tergantung dari isian pepes.

Satu hal yang pasti, untuk membuat pepes, butuh daun pisang.

"Daun pisang itu untuk membungkus ikan beserta bumbunya. Caranya, semua bahan dan bumbu dijadikan satu dalam daun pisang dan diikatkan dengan dua buah bambu kecil di ujungnya. Lalu bungkusan itu dibakar di atas api atau bara api dari arang hingga kering," jelas Murdijati.

Tak hanya ikan, berbagai daging dan bahan protein lain seperti tahu juga dapat dipepes.

Ilustrasi satebonchan Ilustrasi sate

2. Sate dari Jawa, Madura, dan Sumatera Barat

Sate terkenal sampai di seluruh dunia dan identik dengan makanan Indonesia

"Sate tidak ada yang menolak bahwa itu hidangan sedap, ada rasa dari uapan daging dan bumbu. Asapnya itu merangsang hidung kita. Siapa saja yang melewati orang lagi masak sate pasti akan tergoda membelinya," ujarnya.

Sate merupakan makanan yang terbuat dari daging lalu dipotong kecil dan ditusuk. Tak sampai di situ, proses berlanjut pada pembakaran atau pemanggangan menggunakan bara arang kayu.

Sate biasa disajikan dengan berbagai bumbu yang bergantung pada varian resep. Daging yang dapat menjadi pilihan untuk membuat sate di antaranya, daging ayam, kambing, domba, babi, sapi, kelinci, kuda, ikan, dan masih banyak lagi.

Orang Jawa, Madura, dan Sumatera Barat terkenal handal dalam mengolah sate dan punya ciri khas bumbu yang berbeda satu sama lain. 

Baca juga: Nikmatnya Sate Kere Mbak Tug, Sate Langganan Jokowi

Seporsi kuliner khas Toboali yakni mie ikan Toboali dengan tambahan otak-otak, pempek, jeruk kunci, dan telur tersaji di warung milik Cemilun, Toboali, Bangka Selatan, Kamis (3/8/2017). Mie ikan Toboali disajikan dengan taburan daging ikan parang-parang yang digiling bersama irisan daun seledri dan bawang gorong.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Seporsi kuliner khas Toboali yakni mie ikan Toboali dengan tambahan otak-otak, pempek, jeruk kunci, dan telur tersaji di warung milik Cemilun, Toboali, Bangka Selatan, Kamis (3/8/2017). Mie ikan Toboali disajikan dengan taburan daging ikan parang-parang yang digiling bersama irisan daun seledri dan bawang gorong.

 

3. Otak-otak dari Sumatera

Otak-otak adalah makanan yang dihasilan dari teknik memasak dengan cara membakar. Makanan ini terkenal berasal dari Sumatera.

Cara membuat otak-otak sangat mudah, yaitu daging ikan biasanya tenggiri dicincang dan dicampur tepung, dibumbui, dibungkus dengan daun pisang, dibakar di atas arang, lalu disajikan dengan kuah asam pedas.

"Sate daging murni, kalau otak-otak campuran tepung dengan ikan. Biasanya ada di sekitar Selat Malaka seperti Kepulauan Riau, dan tiap kota di Sumatera," jelasnya.

Baca juga: Otak-otak Buatan Bu Entin Bebas Amis

4. Blebet bebek dari Yogyakarta

Masakan berbahan dasar bebek ini begitu populer sebagai hidangan kerajaan atau Keraton di Yogyakarta. Makanan ini dibuat juga dengan teknik membakar dengan api langsung.

Cara membuatnya, siapkan satu ekor bebek beserta bumbu seperti kelapa, santan, bawang merah, ketumbar, garam, gula, dan lengkuas.

Bahan-bahan tadi kemudian dimasak, angkat, dan tusuk seperti sate. Berikutnya, lanjutkan dengan cara memanggang di atas bara api dan dibolak-balik sekiranya.

 

Sate lilit di Restoran Plataran Canggu Bali Resort & Spa, Jalan Pengubugan, Banjar Silayukti, Kuta, Bali.Arsip Plataran Canggu Bali Resort & Spa Sate lilit di Restoran Plataran Canggu Bali Resort & Spa, Jalan Pengubugan, Banjar Silayukti, Kuta, Bali.

5. Sate lilit dari Bali

Layaknya sate pada umumnya, Bali juga memiliki hidangan khas bernama sate lilit. Menurut Murdijati, sate lilit awalnya merepresentasikan senjata dewa. Maka dari itu, sate lilit juga ingin menggambarkan bahwa masyarakat Bali tidak bisa dicerai-berai.

"Ada 9 macam sate dalam Galungan, ada sate asem, sate suduk ro, sate jepit, sate jepit balung, sate kuung, sate srapah, sate sepit gunting, sate letlet, dan sate lembat," katanya.

Biasanya daging yang digunakan untuk membuat sate lilit adalah adalah daging ikan, ayam, dan babi.

Namun yang jadi pembeda dengan sate pada umumnya adalah terletak pada tusuk sate yang berbentuk datar dan lebar.

Permukaan yang lebih luas ini memungkinkan daging cincang untuk melekat. Bisa juga menggunakan batang serai sehingga menimbulkan aroma yang khas.

Baca juga: Susah tetapi Seru, Belajar Masak Lawar dan Sate Lilit

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana disuguhi masakan bakar batu di Yahukimo, Papua, Selasa (18/10/2016).Ihsanuddin Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana disuguhi masakan bakar batu di Yahukimo, Papua, Selasa (18/10/2016).

6. Teknik masak bakar Batu dari Papua

Budaya bakar yang berasal dari tanah Papua ini begitu penting dilakukan di suku-suku pedalaman seperti Lembah Baliem, Paniai, Nabire, dan masih banyak lagi.

Bakar batu adalah cara atau ritual memasak yang khas di Papua dengan cara membakar batu hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang hendak dimasak.

Ketika batu dibakar, ada sebagian warga yang menggali lubang cukup dalam, kemudian batu panas tadi dimasukkan ke dasar lubang yang sudah diberi alas daun pisang dan alang-alang.

Lalu, bahan-bahan makanan seperti daging yang sudah diiris, ubi jalar, singkong, sayuran yang mana semuanya ditutupi daun pisang. Bagian paling atas ditumpuk batu panas yang lalu ditutup daun pisang dan alang-alang.

"Intinya bahan yang paling panas ada di dalam dan yang tidak panas ada di luar," tambah Murdijati.

Hingga kini bakar batu terus dilakukan dan biasanya digunakan ketika ada kunjungan pejabat atau pesta adat. 

Baca juga: Bakar Batu, Cara Masak nan Rumit Khas Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com