Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Sion, Gereja Berusia 324 Tahun di Jakarta

Kompas.com - 24/12/2019, 22:03 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

"Biasanya dulu dibunyikan kalau ada jemaat yang menikah, atau jenazah yang hendak dikubur," papar Tasum.


Ketika memasuki gereja, pengunjung seakan dibawa ke masa lampau. Sebelah kiri gereja terdapat organ tua dan sebelah kanan terdapat mimbar yang megah.

Interior Gereja masih mempertahankan keasliannya. Termasuk bangku dari eboni (kayu hitam), kursi majelis, cawan, kursi panjang. 

Ada pula lampu gantung besar (chandelier) dari tembaga kuning yang dilengkapi pemantul cahaya berbentuk perisai dihiasi lambang Batavia.

Mimbar gereja bergaya Barok karya H. Bruiyn juga termasuk perabotan asli Gereja. Kanopi yang menaungi mimbar ditopang dua tiang ulir dengan gaya ionic serta tiga tonggak perunggu dari mimbar.

Baca juga: Mengintip Gereja Immanuel, Gereja Para Petinggi Era Kolonial Belanda

Selain mimbar dan kubah, orgel (alat musik tiup embus) juga menjadi daya tarik Gereja Sion. Diletakkan di balkon seberang altar. Orgel pemberian putri Pendeta Maurits Mohr pada tahun 1800-an itu masih terpelihara dengan baik.

Bahkan Orgel masih dimainkan hingka kini, pada hari Minggu pertama tiap bulan, atau saat ibadah pemberkatan pernikahan.

Dulunya untuk memainkan orgel diperlukan tiga orang untuk mengoperasikannya.

Seorang memainkan tuts, dan dua orang lagi memutar tuas (engkol) roda dengan tali ban karet yang terhubung ke blower. Kini tidak perlu diputar lagi karena sudah memakai tenaga listrik.

Tepat di bawah balkon orgel terdapat tiga deret bangku gubernur jenderal dari pertengahan abad ke-17.

Bangku itu berasal dari Gereja Salib. Bangku tersebut digunakan para elit politik Hindia Belanda saat beribadah di Gereja Salib. Terdapat juga lampu gantung tua yang masih kuat menghiasi bagian dalam gereja.

Salah satu nisan di Gereja SionKompas.com / Gabriella Wijaya Salah satu nisan di Gereja Sion

Kawasan gereja ini dulunya adalah komplek kuburan Belanda. Tercatat dulu ada ribuan jenazah yang dimakamkan di sini.

Pada 1790 ada 2.381 jenazah dimakamkan di area Gereja, sekarang tersisa 11 nisan. Jenazahnya juga sudah dipindahkan.

Salah satunya adalah makam Gubernur Jendral Henric Zwaardecroon asal Rotterdam. Batu nisannya sangat bagus, terbuat dari batu gunung (blauwsteen) yang didatangkan dari Koromandel, India.

Nisan tersebut bisa dilihat di depan pintu masuk Gereja Sion. Kini Gereja Sion dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Untuk melihat keindahannya kamu bisa meminta izin terlebih dahulu dengan pihak Gereja.

Baca juga: Gereja Unik di Georgia, Terletak di Puncak Tebing Batu Curam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com