Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2019, 17:02 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap Natal, Gereja Katedral Jakarta selalu menjadi sorotan media. Gereja Katolik pertama di Batavia ini memang menarik ditelisik bukan cuma dari keindahan tetapi dari sisi sejarah. 

Gereja Katedral Jakarta memiliki nama resmi yaitu Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming.

Jika melihat Gereja Katedral Jakarta saat ini, sebenarnya bukan lokasi awal gereja. 

Dari Tur Wisata Bhineka Spesial Natal, Jelajah Gereja Kuno diceritakan bahwa lokasi awal Gereja Katedral berada di pojok barat daya Buffelvelt (sekarang menjadi gedung departemen agama).

Pada 1808 Gereja Katedral dilayani oleh Pastor Nelissen dengan bentuk bangunan yang sangat sederhana, yakni rumah bambu berukuran kecil. 

Baca juga: Liburan Natal, Wisata Religi 6 Gereja Kuno di Jakarta

Gereja Katedral digunakan sebagai tempat ibadah pada tahun sekaligus rumah tinggal perwira sebagai rumah pastoral. Semua bangunan tersebut dipinjamkan dari pemerintah Hindia Belanda. 

Pada 1810 Pemerintah Hindia Belanda melalui Gubernur Jendral Herman Williem Daendles dari Inggris, memberikan tempat baru untuk Gereja Katedral, tepatnya di kawasan Senen.

Ini juga yang membuat sejarah Gereja Katedral menarik. Gereja Katolik mulai diperhatikan saat peralihan kekuasaan Batavia dari Belanda ke Inggris. 

Lantaran seperti diketahui Belanda pada masa itu menganut agama Kristen Protestan dan Inggris menganut Katolik. Jika dilihat gereja tua di Jakarta dengan usia ratusan tahun kebanyakan adalah gereja Kristen Protestan. 

Lika-liku Berdirinya Gereja Katedral Jakarta

Setelah dilakukan renovasi di berbagai bagiannya, bangunan di kawasan Senen kemudian dijadikan gereja Katolik dan mampu menampung hingga 200 jemaat.

Pastor Nelissen sendiri yang kemudian memberkati bangunan gereja tersebut, dengan Santo Ludovikus sebagai pelindungnya.

Gereja katolik pertama di Batavia itu berdiri tidak berlangsung lama. Pada 1826 terjadi kebakaran besar yang menghanguskan banyak bangunan di kawasan Senen, termasuk bagian pastoral.

Baca juga: Gereja Sion, Gereja Berusia 324 Tahun di Jakarta

Bangunan gereja tidak ikut terbakar meski mengalami kerusakan di beberapa bagiannya. Pasca kebakaran, bangunan gereja yang rusak tidak direnovasi, mengingat tanah tersebut bukanlah tanah milik gereja.

Suasana Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2019). Perayaan Natal pada tahun ini bertema hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Suasana Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2019). Perayaan Natal pada tahun ini bertema hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang.

Setelah tragedi yang memilukan tersebut, umat Katolik akhirnya memperoleh tempat yang baru untuk dijadikan gereja.

Tempat adalah rumah dinas para gurbernur jenderal yang telah kosong, yang kini menjadi tempat Gereja Katedral menetap.

Lebih dari setengah abad berdiri dan mengalami pembaharuan bangunan, pada tahun 1890 Gereja Katedral harus menghadapi cobaan lagi. Tidak ada angin tidak ada hujan, Katedral ambruk dengan sendirinya.

"Kejadian tersebut terjadi tiga hari setelah gereja merayakan Paskah," jelas jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesial Natal, Jelajah Gereja Kuno, Sabtu, (20/12/2019).

Baca juga: Sejarah Gereja Santa Theresia Jakarta, Tak Lepas dari Gereja Katedral

Kondisi gereja setelah runtuh sangat parah dan tidak memungkinkan untuk penyelenggaraan misa. Untuk sementara waktu misa diselenggarakan di dalam garasi kereta kuda yang disesuaikan fungsinya untuk gereja darurat.

Satu tahun setelah itu, bangunan gereja direnovasi dalam dua tahap, dan selesai pengerjaannya dalam kurun waktu 10 tahun setelah sempat terhambat pembangunannya.

Gereja Katedral Tempo Duludok. Paroki Katedral Jakarta Gereja Katedral Tempo Dulu

Bangunan Gereja Katedral sekarang diresmikan pada tanggal 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ dan diberi nama De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming - Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Gaya arsitektur Gereja Katedral adalah Neo-gotik dan denah Gereja Katedral berbentuk salib.

Pada pintu masuk utama terdapat patung Santa Maria dan inskripsi Latin berbunyi "Beatam Me Dicentes Omnes Generationes", artinya adalah Segala Keturunan Menyebut Aku Bahagia.

Gereja Katedral memiliki tiga menara, terdiri dari Menara Angelus Dei, terletak di atap bagian tengah mempunyai ketinggian 45 meter dari dasar bangunan Gereja Katedral.

Koleksi Museum Katedral.Kompas.com / Moh Nadlir Koleksi Museum Katedral.

Kemudian Menara Benteng Daud, terletak di sisi kiri pintu masuk utama mempunyai ketinggian 60 meter, terakhir Menara Gading, terletak di sisi kanan pintu masuk utama mempunyai ketinggian 60 meter.

Diantara menara Benteng Daud dan menara Gading terdapat jendela kaca bundar yang dikenal dengan sebutan Rozeta.

Kini, bangunan gereja yang berlokasi di Jalan Katedral, Pasar Baru Sawah Besar, Jakarta Pusat, ini sejak 1993 ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah.

Gereja ini juga memiliki museum, yang berada di samping kiri gereja dan dekat dengan Gua Maria.

Dalam Museum Katedral menyimpan benda-benda bersejarah yang menceritakan perjalanan gereja. Museum dan gereja terbuka oleh masyarakat umum, walaupun bukan pemeluk agama Katolik.

Baca juga: Gereja Santa Maria de Fatima di Glodok, Bangunan Gereja Mirip Klenteng

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

11 Aturan Main ke Rumah Hantu Solo, Dilarang Bawa Makanan dan Minuman

11 Aturan Main ke Rumah Hantu Solo, Dilarang Bawa Makanan dan Minuman

Travel Tips
Penerbangan di Bali Akan Ditambah Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2024

Penerbangan di Bali Akan Ditambah Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2024

Travel Update
Thailand Akan Rayakan Songkran Sebulan untuk Gaet Turis Asing

Thailand Akan Rayakan Songkran Sebulan untuk Gaet Turis Asing

Travel Update
5 Tips Main ke Rumah Hantu Solo, Jangan Pakai Sandal 

5 Tips Main ke Rumah Hantu Solo, Jangan Pakai Sandal 

Travel Tips
Catat, Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar 8-10 Desember

Catat, Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar 8-10 Desember

Travel Update
AP II Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik 8 Persen Saat Nataru

AP II Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik 8 Persen Saat Nataru

Travel Update
Februari 2024, Wahana Demon Slayer Hadir Lagi di Universal Studios Japan

Februari 2024, Wahana Demon Slayer Hadir Lagi di Universal Studios Japan

Travel Update
Tempat Baru untuk Ajukan Visa Inggris di Jakarta, Bisa ke Hotel Ini

Tempat Baru untuk Ajukan Visa Inggris di Jakarta, Bisa ke Hotel Ini

Hotel Story
Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Jalan Jalan
7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

Jalan Jalan
Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Hotel Story
Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Travel Update
Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Travel Update
Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Jalan Jalan
Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com